ASR Mengenang Masa Lalu di Kayu Tiga
HALUANRAKYAT.com, KENDARI -- Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka yang juga dikenal dengan nama ASR telah menjadi kebanggaan bagi masyarakat Gunung Jati dan Kota Lama.
Meskipun ASR adalah putra dari mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kendari pada periode 1970-1975 dan 1988-1992, Haji Andi Baso Syamdaud di era Abunawas, masyarakat tidak melihatnya sebagai orang kaya.
Mereka melihat ASR sebagai sosok yang hidup sederhana dan memiliki nilai-nilai yang sama seperti mereka.
Saat ini, anak-anak pejabat cenderung menghabiskan waktu luang mereka di tempat-tempat mewah seperti Waterboom atau bahkan pergi berlibur ke Wakatobi. Namun, di masa lalu, ASR dan teman-temannya dari Gunung Jati dan Kota Lama biasa berenang di Kayu Tiga.
Kayu Tiga adalah tempat mandi yang terletak tidak jauh dari jembatan Bahteramas, dekat dengan Kapal Tenggiri. Tempat ini adalah tempat di mana ASR dan teman-temannya berkumpul dan menikmati kesederhanaan.
Sugianto, seorang tokoh masyarakat di Gunung Jati, berbicara kepada masyarakat, mendorong mereka untuk lebih mengenal ASR. Ia menyatakan bahwa ASR bukanlah orang asing bagi mereka. Teman dekat ASR termasuk mantan anggota DPRD Kota Kendari Hasan Azi, Camat Pertama Kendari La Ode Riansi, Desinu Katobu, dan La Ode Salihi Sabora.
"Mereka juga adalah bagian dari ASR. Jadi, ASR bukanlah orang asing bagi kita," kata Sugianto dalam sambutannya pada silaturahim Mayjen TNI (Purn.) Andi Sumangerukka di lapangan Desa Gunung Jati, tepat di depan Masjid Nurussalam Gunung Jati Kendari, pada Kamis, 1 Juni 2023.
Sugianto menekankan pentingnya memahami siapa sebenarnya ASR, terutama dalam hal regenerasi. Meskipun ASR berasal dari keluarga pejabat, ia tidak suka hidup mewah. Di masa lalu, ASR hidup dengan sederhana seperti masyarakat lainnya.
Sugianto menceritakan bahwa ketika ASR masih kecil dan sedang belajar mengaji, ibunya, Hajjah Andi Azizah, sangat menjaganya. Sejak kecil, ASR telah diajari tentang disiplin.
"Ketika teman-teman ASR yang masih kecil berkunjung ke rumahnya, mereka diwajibkan makan sebelum pulang. Ibunya ASR mengingatkan mereka bahwa jika mereka pulang sakit karena tidak makan di rumah, itu akan menjadi tanggung jawab Puang (ayahnya ASR)," ucap Sugianto.
Sugianto melanjutkan ceritanya bahwa sekolahnya dulu beratapkan daun alang-alang, dindingnya dari jelaja, dan meja-meja yang sederhana. Begitulah ASR hidup dan tumbuh besar.
Sugianto menyatakan bahwa ini adalah pelajaran berharga bagi semua orang. Masyarakat merasa bangga menjadi bagian dari salah satu putra terbaik mereka, yaitu ASR.
Masyarakat Gunung Jati dan Kota Lama Kendari bangga melihat ASR menjadi pemimpin mulai dari Danrem hingga Panglima.
Selain ASR, ada banyak pemimpin lain yang berasal dari kota lama, seperti Mantan Kapolri Jenderal Idham Azis, Mantan Bupati Konawe Lukman Abunawas, dan Anggota DPRD Kendari Abdul Razak.
Sugianto memberikan pesan bahwa politik identitas harus dihilangkan karena mereka membangun kota ini bersama.
"Masyarakat bangga dengan sejarah dan pencapaian putra terbaik mereka, ASR, yang menjadi simbol kebersamaan dan kerja keras bagi masyarakat Gunung Jati dan Kota Lama," demikianlah tuturannya.
Pada kesempatan itu, ASR mengatakan, "Saya datang ke Gunung Jati bukan sebagai tamu, tapi sebagai warga dan menjenguk orang tua dan saudara-saudara saya yang ada di sini. Lapangan ini yang membesarkan saya ketika saya berada di sini," ucap ASR.
Laporan: Feb