HALUANRAKYAT.com, KENDARI - Dosen dan mahasiswa Jurusan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Halu Oleo (UHO) melaksanakan pengabdian masyarakat terintegrasi kuliah kerja nyata (KKN).
Sebulan terlaksana, kegiatan yang diikuti lima belas mahasiswa dan lima orang dosen ini berakhir pada 12 September 2022. Kegiatan ini mengambil tema penerapan pendidikan mitigasi kebencanaan dengan sasaran kerja adalah civitas akademika di SMA Negeri 9 Kendari.
Menurut Ketua Tim Pengabdian Masyarakat dan KKN Tematik Terintegrasi La Ode Amaluddin, pendidikan mitigasi kebencanaan sangat perlu ditanamkan kepada masyarakat sedini mungkin dan juga dapat diterapkan melalui pendidikan formal sejak di sekolah dasar.
"Hal ini diperlukan agar dapat mengurangi jatuhnya korban jwa yang salah satunya yaitu anak-anak sebab mereka masih belum mengerti hal-hal yang menyangkut dengan bencana apalagi mitigasinya," kata Amaluddin.
Lebih lanjut, menurutnya, penerapan mitigasi bencana di sekolah perlu dilakukan sejak dini agar memberikan pendalaman pengetahuan dan keasiapsiagaan sehingga siswa mampu bertindak pada saat sebelum dan sesudah bencana terjadi. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalisir dampak yang akan terjadi.
"Program KKN-Tematik yang dilaksanakan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada guru dan siswa tentang cara menyelamatkan diri sehingga mempunyai kemampuan berfikir dan bertindak secara efektif saat terjadi bencana," imbuhnya.
Dalam pemberian pendidikan mitigasi bencana siswa diselipkan karakteristik empati dan rasa tolong menolong terhadap sesama, sehingga tidak hanya menyelamatkan diri tapi bisa merangkul orang-orang di sekitarnya untuk diselamatkan.
"Siswa merupakan jalur tercepat mentrasfer ilmu yang diperoleh dari seolah untuk keluarga dan masyarakat di sekelilingnya. Oleh karena itu memperbanyak sosialisasi tentang mitigasi bencana merupakan langkah tercepat untuk membangun kesadaran bencana sehingga ketika terjadi bencana, siswa, guru dan masyarakat tidak panik apalagi kebingungan sebab telah memahami dan membekali diri bagaimana cara menyelamatkan diri ketika terjadi bencana," bebernya.
Berdasarkan uraian di atas, kata dia, diperlukan pendidikan mitigasi bencana yang tepat dan pelatihan pemetaan wilayah rawan bencana untuk membekali guru dan siswa sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik guru dan siswa itu sendiri.
"Hasil KKN Tematik Terintegrasi ini adalah penyusunan peta rawan bencana di Kota Kendari dan peta jalur evakuasi di SMAN 9 Kendari karena berdasarkan hasil analisis spasial, SMAN 9 masuk dalam wilayah yang rawan bencana khususnya gempa bumi, tsunami, tanah longsor, dan kekeringan," pungkas