HALUANRAKYAT.com, KENDARI -- Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sulawesi Tengara (Sultra), kini punya terobosan baru dalam memajukan para pelaku usaha. Instansi yang dipimpin La Ode Saifuddin ini, menggagas program Gobo Gate atau pemikat hati untuk kesejahteraan UMKM. Program Gobo Gate ini dipaparkan saat ekspose proyek perubahan, Kamis 1 Desember 2022, di Hotel Claro Kota Kendari.
Menurut Saifuddin, UMKM adalah salah satu ujung tombak untuk mendukung perekonomian Indonesia, khususnya di Sultra. Dalam memenangkan persaingan di era saat ini, pelaku usaha perlu berinovasi dalam memproduksi barang dan jasa, sesuai dengan kebutuhan pasar. Selain itu, para pelaku usaha pada umumnya, dan UMKM pada khususnya, juga dapat mengembangkan berbagai gagasan baru di bidang kewirausahaan sosial, agar turut berkontribusi dalam memecahkan berbagai persoalan sosial ekonomi masyarakat akibat dampak pandemi. Nah, hadirnya program Gobo Gate ini sebagai strategi peningkatan daya saing, produk unggulan melalui scale up dan branding produk unggulan UMKM yang ada di Bumi Anoa.
“Gobo Gate ini adalah sebuah akronim dari proyek perubahan saya. Gobo itu artinya pemikat, sedangkan Gate itu hati. Program Gobo Gate ini bertujuan agar produk-produk UMKM yang ada di Sultra bisa menjadi pemikat wisatawan yang datang. Harapan kami bukan datang saja, tapi mengajak wisatawan-wisatawan lain untuk hadir lagi di Sultra menikmati juga membeli produk-produk unggulan UMKM daerah kita,” ujar Kadis, usai memaparkan program Gobo Gate.
Tidak bisa dipungkiri, kata Saifuddin, pengembangan UMKM perlu didukung dalam berbagai sisi. Misalnya, terkait pembiayaan, pelatihan, serta pemasaran. Dinas Koperasi dan UMKM sendiri telah memiliki program-program tersebut untuk mendukung pelaku usaha. Setiap program pun akan dikolaborasikan bersama dan dapat saling membantu dalam mendukung kemajuan seluruh pelaku usaha. Khusus untuk proyek perubahan Gobo Gate akan diatur melalui Peraturan Gubernur (Pergub) yang saat ini sedang proses verifikasi di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). “Kalau draf Pergub sudah ada. Kita doakan tahun depan sudah tuntas Pergub tersebut,” jelasnya.
Masih terkait Pergub, Kadis mencontohkan, salah satu poin yang akan diatur terkait untuk branding. Misalnya, produk coklat anoa atau kopi hitam kendari. Setiap pelaku usaha, mulai dari hotel, restoran dan lainnya wajib menyuguhkan produk tersebut. Ini juga akan masuk program utama Dinas Koperasi dan UMKM Sultra tahun 2023.
“Tidak menutup kemungkinan anggaran nanti masuk ke Litbang Provinsi karena mereka akan melaksanakan penelitian. Jadi ini bukan hanya program Dinas kami tapi terobosan sebagai icon provinsi untuk kemajuan UMKM Sultra,” katanya.
Sementara itu, Plh Sekda Provinsi Sultra, Dr Sukanto Toding, mengapresiasi proyek perubahan yang digagas La Ode Saifuddin. Kata dia, mengembangkan UMKM membutuhkan langkah-langkah dan strategi yang tepat. Karena banyak UMKM yang berdiri namun usahanya tidak berkembang, mengalami kerugian, dan bahkan berakhir dengan ditutupnya usaha tersebut. Nah, Dinas Koperasi dan UMKM Sultra memiliki peran penting dalam memajukan pelaku usaha.
Kemajuan Usaha Mikro Kecil menengah (UMKM) dan koperasi pun menjadi salah satu tolak ukur pembangunan ekonomi di daerah. Instansi terkait diharapkan bisa mensupport penuh UMKM menciptakan produk unggulan yang memiliki kwalitas terbaik, yang bertujuan untuk kesejahteraan pelaku usaha. “Program Gobo Gate ini sangat luar biasa. Memang harus ada strategi yang membawa nilai tambah. Kalau itu dilakukan pasti wisatawan akan tertarik,” kata Sukanto.
Mantan Kepala Balitbang Sultra ini berharap, proyek perubahan yang dijalankan Dinas Koperasi dan UMKM Sultra berjalan lancar. Menurutnya, kolaborasi antar pemangku kepentingan menjadi kunci dalam mendorong peningkatan daya saing UMKM, agar bisa menembus pasar global. Pemerintah provinsi kata dia, akan terus mendukung dari sisi kebijakan bagi pelaku usaha. “Diharapkan berbagai gagasan yang telah menjadi penyemangat seluruh UMKM,” tutupnya.