HALUANRAKYAT.com, KENDARI -- Keberadaan tambang pasir di Kelurahan Nambo, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), memberikan kontribusi positif bagi masyarakat sekitar.
Ratusan warga menggantungkan hidup sebagai karyawan pengolahan pasir. Pengolahan pasir telah memberikan dampak besar dalam pembangunan daerah, dengan membuka kran mempekerjakan seratus persen warga lokal.
Ketua RW 06 Kelurahan Nambo, Irwan Juraid, mengungkapkan hadirnya pengolahan pasir sangat membantu perekonomian warga khususnya masyarakat sekitar. Terdapat tujuh pengelola pasir. Semua memprioritaskan warga sekitar untuk masuk bekerja.
"Kurang lebih 400 warga Nambo kerja di tambang pasir pak. Nah kalau ditutup akan berdampak negatif untuk ekonomi warga," ujarnya, Sabtu 28 Januari 2023.
Irwan membeberkan, adanya aksi unjukrasa yang melakukan penolakan tambang pasir oleh satu orang warga Nambo, dengan mengatasnamakan pemuda Nambo, sangat bertentangan dengan fakta di lapangan. Dia menduga ada motif tertentu dengan membawa-bawa pemuda Nambo.
"Sementara pemuda Nambo ada juga yang bekerja di tambang pasir. Khusus kami orang tua. Jujur pak, warga pekerja pasir sudah geram. Tapi masih bisa diredam. Kami makan, siapkan uang sekolah anak itu hasil kerja di tambang pasir. Jangan tutup mata pencarian kami," ungkapnya.
Kata Irwan, tambang pasir di Nambo terus membenahi segala masukan dari Pemkot. Ia mencontohkan pengelolaan pasir Kelompok Usaha Bersama KUBE yang dikelola oleh Asri, sedang melakukan penanaman pohon kembali sesuai arahan PJ Wali Kota Kendari.
"Termasuk pembuatan kolam resistensi dengan hasil uji lab baik. Sudah diserahkan ke Pemkot dan Kepolisian kalau air hasil pencucian pasir itu kategori baik, karena sudah melalui penyaringan," katanya.
Tokoh masyarakat Nambo, H. Jurumia menegaskan, kontribusi pasir Nambo khususnya KUBE Asri Pratama terhadap warga sangat luar biasa. Ia pun meminta riak-riak soal penutupan tambang pasir segera dihentikan, karena hal itu akan sangat berdampak terhadap perekonomian warga.
Selain mempekerjakan warga lokal, lanjut dia, banyak bantuan telah disalurkan. Misalnya, membantu pembangunan Masjid, menambal jalan berlubang, memberikan pasir gratis khusus warga Nambo, membagikan sembako dan lainnya.
"Ada masjid sekarang akan dibangun sebelum pantai Nambo. Penimbunan hingga alat berat, termasuk batu Moramo sudah disiapkan oleh pak Asri. Terus sampai berdiri masjid akan diberikan pasir gratis. Intinya, hadirnya tambang pasir di Nambo sangat membantu warga. Ini rawan, karena warga bisa mengamuk karena ini persoalan piring," tegasnya.
Salah satu pemerhati olahraga Kelurahan Nambo, Rustam, membeberkan sebagai warga yang berdomisili di wilayah Nambo sangat mendukung hadirnya tambang pasir. Ia membeberkan banyak bukti nyata diberikan dalam membantu perekonomian termasuk fasilitas untuk warga.
Misalnya sektor olahraga, lapangan voli di pelur semua biaya dari KUBE Asri Pratama. Termasuk lapangan bola pasti akan dibenahi. "Semen 35 sak, tambah pasir gratis. Terus setiap perayaan 17 Agustus, kami selalu dibantu dalam melaksanakan kegiatan," beber Rustam.
Dia menambahkan, masyarakat sangat terdampak jika tambang pasir dihentikan. Sebab ratusan kepala keluarga yang bekerja harus menafkahi anak, istri, membayar cicilan motor, termasuk sopir truk mengganggur. "Dulu waktu Butonas, tidak ada ribut begini. Nanti sekarang, ada apa ini? Semoga motifnya bisa terungkap," tutup Rustam.
Sebelumnya, Pj Wali Kota Kendari, Asmawa Tosepu, menyarankan agar para pengelola pasir memastikan bahwa proses pekerjaan, tidak menghasilkan limbah yang mencemari lingkungan. Pj Wali Kota mengatakan, pembuatan kolam retensi solusi untuk pencucian pasir agar tidak terjadi pencemaran lingkungan pantai.
"Termasuk bisa menghijaukan kembali bekas lahan," jelasnya.
Sedangkan, Ketua Tim Terpadu untuk mengatasi tambang pasir di Nambo, Kombes Pol Muh. Eka Fathurrahman, mengaku telah melakukan kunjungan ke lokasi tambang dan akan mempertimbangkan hasil tinjauan lapangan untuk membuat rekomendasi kepada Pj. Wali Kota Kendari.
"Intinya, persoalan ini bukan hanya menyangkut masalah hukum saja, tetapi juga berkaitan dengan hajat hidup orang banyak. Kita sedang cari solusi terbaik," pungkasnya.