Skip to main content
Novi

Alumni UHO Kendari Jadi Pengajar Bahasa Indonesia di Harvard University

HALUANRAKYAT.com, KENDARI -- Novi Alviana, salah satu alumni dari Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari mendapat kesempatan luar biasa dengan menjadi pengajar Bahasa Indonesia di Amerika Serikat.

Ia akan memulai tugasnya mengajar di Harvard University pada Agustus ini. Ia akan mengajar bahasa Indonesia selama dua semester sampai pada Mei 2025 di kampus ternama itu.

Novi menyampaikan hal tersebut dalam satu sesi wawancara dengan Pusat Media beberapa waktu lalu. Novi yang merupakan alumni UHO angkatan 2011 dari Program Studi Pendidikan bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan itu mendapat kesempatan mengajar bahasa Indonesia itu melalui program Fulbright FLTA (Foreign Language Teaching Assistant).

Program Fulbright FLTA adalah beasiswa nongelar yang diperuntukkan bagi cendekiawan Indonesia untuk membuka kesempatan bertukar kebudayaan dengan mahasiswa di Amerika Serikat.

Menurut Novi, bukan hanya Harvard yang menjadi tempat untuk pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing. Terdapat sekitar sepuluh universitas lain di Amerika Serikat seperti Columbia University, University of Pennsylvania, dan Yale University.

Untuk sampai ke pencapaian ini, kata dia, modal yang sangat perlu dipersiapkan mahasiswa atau alumni agar dapat bersaing di kancah internasional adalah pengalaman dan relasi internasional.

Kedua hal ini bisa didapatkan melalui program pertukaran mahasiswa atau melalui komunitas lain di luar kampus.

"Biasanya ada pula komunitas internal kampus yang menyediakan relasi dan jejaring dengan mahasiswa asing di luar," kata Novi dilansir dari resmi website UHO uho.ac,id pada Jumat 2 Agustus 2024.

Ia menyebut satu di antaranya adalah SEA-Teacher (Southeast Asia – Teacher). Ia mengakui, saat berkuliah program SEA-Teacher belum ada. Namun ia menilai program ini dapat dimanfaatkan untuk menjadi jembatan berkarir di dunia internasional.

Modal berikutnya yang tidak kalah pentingnya adalah kemampuan berbahasa asing atau bahasa Inggris. Keahlian ini bisa dipertajam dengan metode belajar daring atau yang luring.

"Jangan takut untuk mengikuti tes kemampuan bahasa Inggris seperti TOEFL ITP (Test of English as a Foreign Language – Institutional Testing Program) atau IELTS (International English Language Testing System)," tambahnya.

Meskipun ia mengakui, untuk mengikuti tes ini, biayanya tidak murah. Namun itu harus dilakukan untuk mengukur kemampuan bahasa Inggris yang sudah dimiliki. Salah satu caranya dengan menyisihkan uang jajan atau berhemat untuk kebutuhan-kebutuhan yang tidak terlalu penting.

Ia menceritakan cara lain yang juga dapat ditempuh adalah dengan menjadi freelancer untuk mendapatkan kecukupan dana.

"Jika masih terkendala dana dan ingin mengikuti tes dengan biaya yang lebih terjangkau, Duolingo English Test dapat menjadi pilihan," ungkapnya.

Selain itu juga, perbanyak membangun jejaring dan berani mengikuti kegiatan di level internasional merupakan kata kunci yang terus menerus ia tekankan.

"Mahasiswa harus berinisiatif dalam mengambil peran dan meraih kesempatan di level dunia. Belajar bahasa Inggris lebih aktif melalui platform digital atau membangun komunitas sesama mahasiswa yang memiliki minat dan mimpi yang sama," terangnya.

Novi juga mendapatkan hal itu dengan berbagi pengalamannya bersama teman-teman seangkatan dalam membentuk dan terlibat dalam klub pembelajar bahasa Inggris yang bernama Advanced Speaking Club (ASPEC). Di setiap minggu mereka berkumpul di titik-titik tertentu di sekitar Tugu UHO.

Di sana mereka saling berbagi pengalaman dan berdiskusi dengan menggunakan bahasa Inggris. Kegiatan positif seperti ini diyakininya sangat membantu mahasiswa dalam mengambangkan kemampuan berbahasa asing mereka.

Add new comment

Plain text

  • No HTML tags allowed.
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.