HALUANRAKYAT.com, KOLAKA -- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama Universitas Sembilanbelas November (USN) Kolaka menyosialisasikan bahaya kekerdilan (stunting) kepada masyarakat di Pendopo Pantai Berova, Lasusua, Kolaka Utara pada Kamis (7/9/2023).
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka
pendampingan perguruan tinggi melalui implementasi Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Dosen USN Kolaka Grace Tedy Tulak bersama Pendamping KKN Anis Ribcalia Septiana dan Irabiah memberikan materi "Kenali dan Cegah Stunting Sejak Dini".
"Stunting atau kekerdilan adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita yg disebabkan kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek," kata Grace.
Ia menjelaskan, kekerdilan disebabkan oleh tiga hal, yakni kurangnya asupan gizi, praktek pengasuhan kurang baik, dan riwayat penyakit.
"Stunting sekarang jadi isu hangat nasional. Semua kementerian, Polri, TNI, kampus, sekolah-sekolah, SKPD daerah digenjot untuk terlibat berantas stunting," imbuhnya.
Ciri-ciri paling umum yang terlihat ketika anak mengalami stunting adalah berperawakan lebih pendek dibandingkan anak seusianya. Tetapi, pada dasarnya postur tubuh anak dipengaruhi oleh banyak faktor.
"Perlu diingat bahwa anak pendek belum tentu mengalami stunting. Namun anak yang mengidap stunting pasti berperawakan pendek. Anak dengan asupan gizi terbatas sejak kecil dan telah berlangsung lama berisiko mengalami pertumbuhan yang terhambat," jelasnya.
Pengobatan stunting dapat disesuaikan dengan mengetahui penyebabnya, misalnya dengan memperbaiki nutrisi, pemberian suplemen, atau menerapkan gaya hidup sehat.
"Cara mencegah stunting dapat dilakukan dengan menerapkan beberapa upaya di antaranya mencukupi asupan gizi sejak pembuahan sel telur hingga anak berusia 2 tahun dan memberikan ASI eksklusif hingga bayi berumur 6 bulan. Juga mengusahakan anak mendapatkan imunisasi lengkap," timpalnya.