Bubarkan Demo Pakai Helikopter, IPW Sebut Polda Sultra "Lebay"
HALUANRAKYAT.com, KENDARI - Lembaga pemerhati kepolisian, Indonesia Police Watch (IPW) menyoroti perihal penggunaan helikopter oleh Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara dalam membubarkan massa demonstran aksi solidaritas September Berdarah (SEDARAH) pada 26 September 2020 lalu.
Ketua Presidium IPW, Neta S. Pane menilai, aksi Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra) yang menggunakan helikopter milik korps Kepolisian Perairan dan Udara (Polairud) untuk membubarkan aksi demonstrasi adalah tindakan yang "lebay" alias berlebihan.
“Penggunaan helikopter dalam membubarkan massa demonstran oleh aparat Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara adalah tindakan lebay atau berlebihan,” kata Neta dikutip daro Kiatnews.id, Selasa (29/9/2020).
Selain lebay, menurut Neta, tindakan tersebut juga melanggar Standar Operasi Prosedur (SOP) kepolisian dan sangat berbahaya. Pasalnya, penggunaan helikopter dalam pengendalian massa demonstran tidak ada dalam SOP Polri.
“Mereka sudah di luar kendali, karena apa yang mereka lakukan sangat berbahaya dan berisiko tinggi, mengingat helikopter yang terbang rendah itu sangat berbahaya dan rawan jatuh,” imbuhnya.
Neta berharap Kapolri Idham Azis memberikan atensi pada masalah ini agar kedepannya tidak terulang lagi.
“Jika misalnya (helikopternya) jatuh, tentu akan banyak yang menjadi korban. Saya berharap kepada Kapolri Jenderal Idham Azis perlu mengingatkan Polda Sultra agar kasus ini tidak terulang lagi," pungkasnya.
Sementara itu, Polda Sultra hingga saat ini mengaku tak tahu siapa yang memerintahkan pilot helikopter itu untuk terbang rendah dan bermanuver di atas kepala massa demonstran.
"Itu kita tidak tahu ini, siapa yang perintahkan helikopter (terbang) bubarkan massa aksi," kata Kasubbid Penmas Polda Sultra Kompol Agus Mulyadi via pesan singkatnya pada Minggu (27/9/2020).
Bahkan, lanjut Agus, Kapolda juga heran mengapa bisa helikopter itu diterbangkan dan bermanuver rendah di tengah-tengah massa aksi sebanyak tiga kali.
"Kapolda juga heran kenapa capungnya (helikopter) diterbangkan. Siapa yang perintahkan kita tidak tahu," imbuhnya.