HALUANRAKYAT.com, BUTON -- Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sulawesi Tenggara XIV tahun 2022 baru saja dibuka oleh Gubernur Sultra Ali Mazi pada Sabtu (26/11/2022) malam.
Pembukaan berlangsung meriah dengan menghadirkan banyak artis lokal dan ibukota seperti Wenny Dangdut Academy, Fatin Shidqia Lubis, Doni Sibarani (eks Ada Band) dan masih banyak lainnya.
Pembukaan yang berlansung di Alun-alun Takawa Kantor Bupati Buton ini juga diwarnai dengan pesta kembang api, meski banyak kontingen atlet dan ofisial telah memulangkan diri lebih awal karena lambatnya jadwal acara.
Gubernur Sultra Ali Mazi baru tiba di tempat acara pada pukul 21.00 WITA, padahal para atlet dan ofisial telah stand by sejak pukul 17.00 WITA.
Selain itu, ternyata sekelumit masalah ternyata telah mendahului terjadi di gelaran empat tahunan yang kini dituanrumahkan kepada Kabupaten Buton dan Kota Baubau ini.
Dari cabang olahraga (cabor) sepakbola misalnya, pada Sabtu (26/11) kemarin publik digegerkan dengan viralnya foto yang menyebut para wasit yang bertugas di Porprov XIV 2022 ini mengundurkan diri dari penugasan.
Persoalan pendanaan dan upah wasit yang tak kunjung dicairkan oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Sultra ditengarai menjadi sebab musababnya.
Para wasit berpose sambil memegang secarik kertas bertuliskan "Selamat tinggal wasit sepak bola Porprov tahun 2022. Tidak jelas honor wasit. Terimakasih bendahara KONI Provinsi Sultra. Kami pulang".
Sekretaris Umum Asosiasi Provinsi (Sekum Asprov) PSSI Sultra Jasman Harun mengatakan, sikap para wasit itu muncul karena kekecewaan terhadap KONI Provinsi Sultra yang tak kunjung mencairkan anggaran untuk cabor sepakbola.
"Masalah kemarin (para wasit yang mengancam mogok bertugas), untungnya tidak hilang satu-satu (lari dari penugasan). Inikan cabor sepakbola sudah paling pertama jalan. Jalannya sepakbola itu keberanian dari teman-teman panitia saja ini karena biar satu rupiah belum turun dana dari KONI Sultra. Belum turun, tidak dikasih, padahal kita sudah jalan. Kita mau beli bola bagaimana dari (uang) kita sendiri pengadaan bola itu karena kita dijanji sama Bendahara (KONI Sultra) untuk pengadaan (tapi tak kunjung dicairkan anggarannya)," ungkal Jasman, Minggu (27/11/2022).
Jasman menjelaskan, untuk tetap menjalankan pertandingan di cabor olahraga, para wasit dan panitia pertandingan bahkan harus berhutang ke toko olahraga untuk pengadaan peralatan dan perlengkapan pertandingan. Hal ini terjadi karena belum dicairkannya dana dari KONI Sultra.
"Untuk menalangi kebutuhan, tidak ada dari Asprov, kita (para wasit dan panpel sepakbola) ada kerjasama dengan toko karena dia sudah tau ada kegiatan Porprov ini jadi dia percaya tidak mungkin tidak dibayar. Ya kepercayaan sama toko saja. Yang terlibat inikan ada wasit dari Baubau dan se-Sultra, jadi dia percaya," imbuhnya.
"Sudah berjalan pertandingan selama enam hari, kok belum ada (dana dicairkan). Barangnya orang sudah kita pakai. Sementara yang herannya ini, yang bikin kecewa kami, cabor lain yang bahkan belum bertanding sudah selesai semuanya pencairan dana. Sebagian besar cabor lain itu sudah selesai (pencairan dananya). Jadi mereka enak, ketika jalan itu sudah pengadaan alat-alat, sudah ada, sudah siap. Sepakbola ini kebalikannya," timpal Jasman dengan penuh keheranan.
Berdasarkan ketentuan dari KONI Sultra, lanjutnya, setiap cabor yang dipertandingkan di Porprov Sultra XIV tahun 2022 ini dipatok anggaran pengadaan peralatan dan perlengkapan sebesar Rp50 juta.
"Untuk anggaran peralatan untuk masing-masing cabor itu dipatok maksimal Rp50 juta. Semua sama. Mau yang harga peralatannya ratusan juta, semua dijatah sama. Jadi, kalau ada kekurangan dana, pintar-pintarnya cabor saja (mencari dana tambahan)," jelasnya.
Terkait pengupahan para wasit, Jasman menjelaskan, para wasit dan perangkat pertandingan dijanjikan akan diupah Rp400 ribu per hari. Hal itu berlaku sama di semua cabor yang dipertandingkan.
"Itu semua panitia di semua cabor Porprov itu 400 ribu per hari (upahnya). Itu keputusan KONI Provinsi untuk semua cabor. Iya itu sudah keputusan (KONI) dan bukan dihitung match-nya. Sudah ditentukan jatah panitia yang terlibat di Porprov, sudah KONI yang tentukan banyaknya. Jadi baik dia memimpin (pertandingan) atau tidak, tetap dihitung karena wasit itu terhitung panitia juga dia. Di situ ada PP (Pengawas Pertandingan) dan lain-lain dia dikasi jatah begitu (upah yang sama). Jadi itu 400 ribu per orang per hari untuk semua cabor. Pokoknya semua cabor yang bertanding di Porprov sama semua honornya termasuk sepakbola," bebernya.
Pasca ancaman mogok massal para wasit sepakbola, Jasman memastikan hal itu tidak akan terjadi. Hal ini dikarenakan telah adanya instruksi dari Ketua Asprov PSSI Sultra Muhammad Zamrun Firihu.
"Alhamdulillah, kebijakannya pak rektor (Muhammad Zamrun Firihu) selaku Ketua Asprov, pokoknya dia yang nanti akan (tanggung) jawab nanti. Walaupun kita (cabor sepakbola) diperlakukan tidak adil, tapi ini kebesaran hatinya pak rektor untuk memajukan sepakbola. Untuk match selanjutnya, akan tetap jalan sesuai instruksi pak ketua. Tadi malam juga sudah konfirmasi sama Bendahara (KONI Sultra) mungkin hari ini akan diselesaikan semua," pungkasnya.