HALUANRAKYAT.com, SULTENG -- Festival Lestari 5 rencananya akan dihelat di Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) pada 23 hingga 25 Juni 2023.
Festival Lestari adalah agenda tahunan yang digelar oleh Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL), kaukus pembangunan lestari di bawah Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI).
Bupati Sigi, Mohamad Irwan Lapatta mengatakan, festival ini dapat menjadi salah satu strategi yang efektif yang dapat menghidupkan ekosistem pariwisata, ekonomi kreatif dan industri kecil menengah di Sigi.
"Lewat festival ini, kolaborasi multipihak tercipta dan memperkenalkan kearifan lokal, budaya, potensi alam, hingga komoditas lokal yang dapat menjadi tumpuan ekonomi masyarakat," kata Irwan, Selasa 13 Juni 2023.
Menurutnya, Festival Lestari dapat membuka peluang terciptanya investasi yang mengedepankan aspek perlindungan ekosistem dan pemberdayaan masyarakat. Sehingga, roda ekonomi dapat berputar dan memastikan alam tetap terjaga.
Olehnya, Festival Lestari menghadirkan Forum Bisnis dan Investasi Inovasi Berbasis Alam untuk membuka peluang kerjasama, dan kolaborasi multipihak untuk mendukung implementasi pembangunan lestari di Indonesia.
“Jika kita bergotong royong, model ini bisa dikembangkan menjadi kawasan ekonomi restoratif dalam konteks cagar biosfer yang membuktikan bahwa dalam kawasan tersebut lingkungan bisa dijaga secara konsisten dan masyarakatnya betul-betul sejahtera," ujar Irwan.
Sementara itu, Kepala Sekretariat LTKL, Gita Syahrani mengatakan, dalam Forum Bisnis dan Investasi ini ada lima fokus prioritas yang akan dikembangkan, yakni ekonomi berbasis multi usaha kehutanan dan peningkatan produktivitas komoditas perkebunan ekonomi berbasis dan agroforestri dengan praktek berkelanjutan.
Kemudian pengembangan industri hilirisasi berbasis alam menjadi produk bernilai tambah dan jasa ekosistem serta ekowisata.
"Kami harap forum ini dapat tercipta gotong royong sinergi dan kolaborasi antara sektor publik dan swasta dalam mewujudkan pembangunan lestari," kata Gita.
Ditempat yang sama, Direktur Perencanaan Sumber Daya Alam Kementerian Investasi, Ratih Purbasari Kania mengatakan tren investasi yang mengutamakan dampak (selain keuntungan) semakin meningkat.
Forum Bisnis dan Investasi untuk Inovasi Basis Alam yang diselenggarakan dalam Festival Lestari dapat mendorong investasi dan transaksi yang berkelanjutan serta meningkatkan pengembangan produk inovatif yang berbasis alam.
"Hal ini akan memberikan dampak positif tidak hanya bagi Sulteng tetapi juga daerah lain yang memiliki semangat dan misi pembangunan lestari," Ratih menambahkan.
Koalisi Ekonomi Membumi dan Katalys Partners, Rama Manusama mengatakan, saat ini pendanaan berkelanjutan dan fokus pada dampak sudah siap berinvestasi dan sedang mencari portofolio investasi di Indonesia.
"Penting untuk mempersiapkan portofolio investasi lestari. Katalys dan Koalisi Ekonomi Membumi tengah membangun proyek pilot di Sigi untuk menguatkan dari sisi hulu secara terintegrasi untuk menyiapkan portofolio," ujar Rama.
Co-Founder Java Kirana, Noverian Aditya mengatakan, tren investasi hijau perlu dukungan secara profesional untuk memastikan bisnis lestari tetap menguntungkan.
"Kami tertarik untuk terlibat di Sigi, kendati bukan daerah penghasil kopi tapi memiliki komitmen terhadap kelestarian. Istilahnya, satu isu ini dikeroyok ramai-ramai supaya lebih cepat terwujud,” katanya.
Untuk diketahui, program dalam Festival Lestari dibagi menjadi lima tujuan:
1. Telusur Rasa Lestari (Sustainable Culinary Journey) untuk menggali kembali cerita dan sejarah menu lokal di Kabupaten Sigi. Dengan menggandeng mitra dari Kaum Restaurant, Cork & Screw Restaurant, Nasi Peda Pelangi, Masak TV, Parti Gastronomi, dan Kang Duren.
2. Telusur Wisata & Budaya Lestari untuk melihat potensi yang bisa dikembangkan di kawasan Danau Lindu yang terkenal dengan laboratorium Lore Lindu.
3. Telusur Alam Lestari untuk mengunjungi Hutan Ranjuri, salah satu hutan purba yang ada di Sulawesi Tengah dengan lokasi yang tak jauh dari kota.
4. Petualang Lestari lewat olahraga paralayang di lokasi Paralayang Wayu yang merupakan salah satu titik terbaik untuk olahraga paralayang di Indonesia dan ASEAN. Sambil menunggu, peserta akan disajikan kopi Sigi dan durian lezat dari Desa Dombu.
5. Telusur Komoditas Lestari, mengunjungi lokasi produksi dari komoditas-komoditas yang diangkat. Antara lain kakao di Desa Omu, bambu di Desa Salua, dan sereh wangi, vanili, dan pengembangan palmarosa di Desa Pulu.***