Skip to main content
Taipa

FIB UHO Susun Strategi Pengembangan Desa Wisata Tanjung Taipa

HALUANRAKYAT.com, KONUT -- Tim dosen Universitas Halu Oleo (UHO) dari Fakultas Ilmu Budaya melaksanakan penelitian berjudul “Model Strategi Pengembangan Desa Wisata Tanjung Taipa Berbasis Kearifan Lokal dan Pelestarian Cagar Budaya Anamea Ndolasolo di Kabupaten Konawe Utara.”

Penelitian ini diketuai oleh M. Hafiz Sukri bersama anggota tim Hasni Hasan, La Ode Aspin, dan Sasadara Hayunira. Penelitian ini juga melibatkan mahasiswa pendamping dan dilaksanakan pada November 2025.

Ketua Tim Peneliti, M Hafiz Sukri mengatakan, penelitian berfokus pada Desa Wisata Tanjung Taipa di Kecamatan Lembo, Kabupaten Konawe Utara, sebuah destinasi yang memiliki kekayaan wisata bahari (pantai pasir putih), goa purba, kebun kelapa dan mangga, serta wisata religi melalui Makam Cagar Budaya Anamea Ndolasolo.

Desa Taipa sendiri telah ditetapkan sebagai desa wisata melalui Surat Keputusan Bupati Konawe Utara Nomor 86 Tahun 2022.

"Riset ini diarahkan untuk mendeskripsikan potensi wisata alam, budaya, dan religi yang dapat dikembangkan berbasis kearifan lokal, sekaligus merumuskan strategi pengembangan yang partisipatif dan berkelanjutan dengan menekankan peran masyarakat serta menjaga pelestarian cagar budaya," kata Hafiz.

Dalam pelaksanaannya, ia melanjutkan, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan dokumentasi dengan melibatkan tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat, pengelola sanggar seni, pelaku wisata lokal, serta pemangku kepentingan terkait.

"Hasil penelitian menunjukkan, potensi wisata Tanjung Taipa berkembang dan menguat ketika dikelola dengan bertumpu pada kearifan lokal masyarakat Tolaki. Integrasi potensi alam, budaya, dan religi dipandang membentuk identitas desa wisata yang unik dan otentik," imbuhnya.

Selain itu, strategi pengembangan dinilai efektif jika menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama yang selaras dengan pendekatan Community-Based Tourism (CBT), memperkuat pelestarian situs budaya-religi sebagai identitas, mengembangkan fasilitas secara bertahap, serta memperluas kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan mitra pendidikan untuk promosi digital serta peningkatan kapasitas.

Sebagai tindak lanjut, tim peneliti merekomendasikan beberapa langkah praktis, antara lain: penguatan Pokdarwis melalui pembagian tugas dan pelatihan dasar; penyusunan Peraturan Desa yang mengatur tata kelola wisata (termasuk retribusi, etika kunjungan, dan perlindungan situs); pelatihan lanjutan bagi masyarakat terkait layanan wisata, homestay, kebersihan, dan promosi digital; penataan area makam dengan jalur peziarah, papan informasi, serta pencahayaan yang tetap menjaga kesakralan; hingga penyediaan peta wisata dan materi edukasi sejarah-budaya-religi, khususnya di Tourism Information Center (TIC).

"Dari sisi luaran, penelitian ini juga menargetkan publikasi artikel ilmiah pada jurnal nasional terakreditasi dengan rencana terbit pada akhir 2025," pungkas Hafiz.

Tim berharap hasil riset dapat membantu pemerintah daerah dan masyarakat dalam pengelolaan destinasi yang berkelanjutan, sekaligus menjadikan situs Anamea Ndolasolo dan Desa Wisata Tanjung Taipa sebagai sumber belajar nyata (living laboratory) bagi mahasiswa dan dosen.

Add new comment

Plain text

  • No HTML tags allowed.
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.