HALUANRAKYAT.com, KENDARI -- Mantan Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Nur Alam menyebut dirinya siap menjadi mentor bagi sosok sang istri Tina Nur Alam (TNA) dan putri sulungnya Sitya Giona Nur Alam (GNA) dari segala aspek baik kepemimpinan maupun mental politiknya.
Diketahui kedua figur tersebut memang tengah digadang-gadang maju dalam kontestasi Pilkada serentak 2024 mendatang. Dimana TNA diproyeksikan maju Pilgub Sultra dan Giona maju di Pilwali Kendari.
Hal itu ditegaskan Nur Alam saat bersilaturahmi dengan ratusan masyarakat di Jalan Badak, Kelurahan Rahandouna, Kecamatan Poasia, Kota Kendari, Jumat (15/3/2024) sore.
Agenda rutin dilakukan Nur Alam ini juga dibalut dengan kegiatan buka puasa bersama.
"Tak perlu kita ragukan soal berbagai tugas, tanggung jawab, serta kesiapan dalam memimpin pemerintahan provinsi maupun Kota Kendari, karena saya selalu siap mendampingi, menjadi mentornya untuk tetap menjaga agar pembangunan yang berkelanjutan kita yang lalu-lalu bisa tercapai dengan baik," imbuh Nur Alam.
Lanjutnya, figur TNA dan Giona telah memenuhi syarat baik syarat administratif, teknis, maupun bersifat politis.
Dengan pengalaman dan kematangan TNA dan Giona, serta mendapat pendampingan langsung dari dirinya, membuat Nur Alam yakin kolaborasi pembangunan yang tercipta akan lebih baik jika kedua Srikandi itu dipercaya memimpin Sultra dan Kota Kendari.
"Begitu sayangnya saya kepada negeri, kepada rakyat, kepada wilayah kita sehingga semangat itu selalu saya tanamkan kepada kita semua agar negeri kita tetap kita jaga dan terpelihara dengan baik. Lebih penting jika Giona jadi Wali Kota dan Tina Nur Alam jadi Gubernur kekuatan ini menjadi besar karena Kota Kendari adalah ibu kota provinsi," urainya.
Nur Alam juga menambahkan agenda safari Ramadan berkeliling menemui masyarakat ini menjadi wadah untuk pamitan, yang oleh Nur Alam kemudian menamakannya 'Pamitan yang Tertunda'.
Sebab menurutnya di ujung masa kepemimpinannya, Nur Alam tak sempat berpamitan dengan masyarkat.
"Karena ada suatu proses di luar kewajaran, saya seharusnya berhenti jadi Gubernur tanggal 18 Februari 2018 tapi bulan Juli 2017 sudah diundang ke Jakarta, diperiksa, dan sudah tidak kembali langsung dipenjara. Tapi dengan kesabaran, keikhlasan, dan ketulusan terutama doa kita semua kita bisa lewati dengan baik," pungkas Nur Alam.**