Skip to main content
OJK

Aset Perbankan dan Kredit UMKM di Sultra Naik Signifikan

HALUANRAKYAT.com, KENDARI -- Sebanyak 40 perwakilan insan media cetak, elektronik dan online, mengikuti kegiatan Media Gathering Bincang Jasa Keuangan (BIJAK) yang merupakan agenda rutin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tenggara, Selasa (28/11/2023).

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pembaruan informasi terkait perkembangan Industri Jasa Keuangan, dan himbauan Waspada Investasi Ilegal atau bodong yang marak dialami oleh masyarakat. Pada kegiatan ini OJK melibatkan Perwakilan dari Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara yang merupakan salah satu anggota Satgas Waspada Investasi (SWI).
Dalam pembukaan yang disampaikan oleh

Kepala OJK Sulawesi Tenggara, Arjaya Dwi Raya, kegiatan ini merupakan agenda yang secara periodik dilakukan untuk diseminasi informasi terkait perkembangan sektor jasa keuangan khususnya di Sulawesi Tenggara dan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan OJK untuk meningkatkan kinerja IJK dan mendorong pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi serta perlindungan konsumen di sektor jasa keuangan.

Hal ini diharapkan dapat menjadi pintu informasi kepada masyarakat melalui media pemberitaan, agar literasi masyarakat semakin meningkat sehingga mampu memahami manfaat dan risiko yang melekat dalam produk jasa keuangan dan terhindar dari penawaran investasi ilegal.

Kepala Bagian Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Sultra Arya Prabu dalam pemaparannya menyampaikan informasi perkembangan Industri Jasa Keuangan sampai dengan September 2023 dengan jumlah jaringan kantor Industri Perbankan sebanyak 184 dengan rincian jumlah bank umum sebanyak 23 dengan jaringan kantor sebanyak 178, dan Kantor Pusat BPR sebanyak 15 dengan jumlah jaringan kantor sebanyak 6 mengalami pertumbuhan yang cukup positif.

"Secara umum Aset Perbankan di Sultra posisi September 2023 tumbuh10,53% (yoy) menjadi sebesar 46,87 T, Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 8,15% (yoy) menjadi sebesar 31,87 T, disertai indikator fungsi intermediasi (LDR) yang tinggi 109,41% dengan risiko kredit (NPL) yang tetap terjaga sebesar 1,93%," ungkap Arya.

Dari sisi penyaluran kredit kepada Kredit UMKM, lanjutnya, mengalami pertumbuhan sebesar 11,83% dengan rasio NPL di posisi 3,29%. Pangsa kredit UMKM mencapai 37,54% dari total penyaluran kredit sebesar Rp34,40 Triliun.

"Bila dilihat dari kategori UMKM, pertumbuhan kredit UMKM secara yoy didominasi oleh Kredit Mikro 66,45%, Kecil dan Menengah yang masing-masing terkoreksi -29,74%, dan - 5,93%," bebernya. 

Add new comment

Plain text

  • No HTML tags allowed.
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.