HALUANRAKYAT.com, KENDARI -- Beberapa waktu lalu salah seorang warga di Kelurahan Lalolara, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) yang diketahui bernama Nurlia mengalami kehamilan ektopik.
Kehamilan ektopik sendiri merupakan kehamilan yang terjadi di luar rahim, biasa disebut dengan kehamilan di luar kandungan. Lokasi terjadinya kehamilan ektopik berbeda-beda, bisa terjadi pada tuba atau abdominal.
Atas hal dialami Nulia, dirinya pun harus menjalani perawatan medis di rumah sakit.
Mendengar kabar tersebut, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Garnita Malahayati NasDem Sultra, Sitya Giona Nur Alam langsung mengunjungi pasien Nurlia yang masih terbaring di rumah sakit, Rabu (7/6/2023).
"Diberi tahu oleh warga dan telah terkonfirmasi bahwa ada warga di Lalolara yang bisa dibilang sedang tertimpa musibah atau kedukaan, jadi boleh kalau mau ditengok, makanya saya datang," ujar Giona.
Selain itu, Giona juga menyerahkan bantuan sebagai bentuk kepedulian dan memberikan dukungan moril kepada pihak keluarga agar senantiasa bersabar menghadapi ujian yang sedang dialami.
"Ini karena dasar pertama kita sama-sama perempuan untuk saling menguatkan karena kesedihan yang dialami pasien bisa dibilang berlipat ganda, harus kehilangan kandungan belum lagi harus memikirkan beban setelah ini. Makanya saya datang kesini ini setidaknya meringankan dan membantu sedikit bebannya," imbuhnya.
Sementara itu, suami pasien Kamal mengungkapkan rasa syukurnya atas bantuan yang diberikan.
"Hamil di luar kandungan, jadi janinnya harus diangkat. Mau diapa lagi pak. Sudah begitu keadaanya, dan sangat bersyukur sekali (ada bantuan) sudah meringankan beban kami. Mudah-mudahan terpilih dan terus memperhatikan masyarakat di Kota Kendari," kata Kamal yang berprofesi sebagai pedagang ikan di Pelelangan Kendari ini.
Di tempat yang sama, petugas Puskesos Keluarahan Lalolara, Mariana menambahkan bahwa dirinya juga ikut senang melihat pasien mendapat bantuan.
Pasalnya, Mariana yang juga tetangga pasien bercerita soal kondisi ekonomi keluarga Kamal yang dinilai layak mendapat uluruan tangan.
"Kami sangat bersyukur atas bantuan yang diterima untuk meringankan beban pasien. Kebetulan memang bukan keluarga saya tapi tugas kami untuk mendampingi masyarakat ketika ada masalah seperti ini, untuk mengontrol sampai mengurus berkas-berkas yang harus diperlukan," kata Mariana.
"Kalau kondisi di lapangan itu, penerima bantuan sebanyak 225 orang termasuk (pasien) adalah penerima PKH dengan bantuan beras dan telur tiap bulan serta PKM, kalau kita lihat itulah yang harus kita bantu. Semoga atas bantuan ini kita dapat manfaatkan kepada pasien bersangkutan," pungkasnya.(adv)