Skip to main content
Yudin

Isak Tangis Sambut Kedatangan Jenazah Warga Sultra Korban Penembakan, Keluarga Minta Keadilan

HALUANRAKYAT.com, KONAWE -- Isak tangis ratusan kerabat menyambut kedatangan jenazah Yudin (55), korban penembakan oleh kelompok bersenjata yang diduga berafiliasi dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Distrik Beoga Barat, Kabupaten Puncak, Papua.

Jenazah tiba di Terminal Kargo Bandara Haluoleo, Konawe Selatan pada Rabu (9/11/2022) petang sekitar pukul 16.04 WITA dengan menggunakan pesawat komersil Lion Air JT994.

Ratusan kerabat yang menjemput jenazah korban tak kuasa menahan kesedihan. Mereka menangisi jasad Yudin yang telah terbungkus di dalam peti jenazah.

Dengan menggunakan mobil jenazah dari RSUD Bahteramas, iring-iringan bergerak dari Bandara Haluoleo menuju rumah duka di Desa Andepali, Kecamatan Sampara, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.

Di sana, almarhum Yudin akan dikebumikan di area pemakaman keluarga yang terletak tak jauh dari kediamannya dan tepat di samping pusara kedua orang tuanya.

Asmin, adik kandung almarhum mengingat betul sosok kakaknya sebagai seorang yang pekerja keras dan taat beribadah.

"Almarhum adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Dia orangnya baik dan agamais (religius). Mereka ini tukang, pekerja. Proyek yang mereka kerjakan ini proyek Pemerintah Kabupaten Puncak yaitu pembangunan Puskesmas," kata Asmin dengan berurai air mata.

Ia menjelaskan, sang kakak pergi merantau ke Tanah Papua pada sebelas tahun silam, tepatnya di tahun 2011. Sejak saat itu, sang kakak tak pernah pulang ke Sulawesi Tenggara, bahkan di momen hari raya sekalipun mengingat mahalnya biaya transportasi.

"Dia pergi merantau ke Papua itu pada 2011. Jadi kisaran sebelas tahun yang lalu. Selama ini tidak pernah pulang (mudik ke kampung halaman). Pertama kali mendengar kabar almarhum menjadi korban penembakan itu dari kemenakan yang ada di Kendari. Kemenakan ini juga mendapat kabar dari kerabat yang ada di Papua," jelasnya.

Atas peristiwa ini, Asmin berharap Pemerintah dapat memberikan keadilan dengan menangkap para pelaku penembakan terhadap kakaknya dan mengadilinya di meja hijau.

"Harapan kami keluarga kepada Pemerintah adalah kalau bisa ditangkap juga pelakunya meskipun kami tidak tidak terlalu berharap banyak, kami keluarga menganggap bahwa hidup matinya almarhum itu adalah takdir. Penembakannya itu adalah sebuah takdir," ujarnya.

Ia mengaku keluarga ikhlas melepas kepergian almarhum. Ia dan keluarga besar hanya dapat mendoakan agar almarhum mendapat tempat yang layak di sini Tuhan Yang Maha Kuasa.

"Pesan terakhir beliau (almarhum Yudin) adalah dia cuma mengatakan kalaupun dia tertembak di sana (Papua), dia itu hanya menjalani proses kematiannya (takdirnya)," timpal Asmin.

Add new comment

Plain text

  • No HTML tags allowed.
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.