HALUANRAKYAT.com, KENDARI -- Hari ini, Minggu 12 Februari 2023, empat orang peneliti dari Naturevolution, sebuah Non Goverment Organization (NGO) Lingkungan Hidup asal Prancis memulai usahanya untuk melakukan ekspedisi ilmiah di tiga pegunungan karts terbesar di Sulawesi Tenggara yakni Pegunungan Mekongga, Tangkelemboke, dan Matarombeo.
Ditemani oleh seorang petugas dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tenggara, para naturalis yang terdiri dari dua orang Prancis dan dua orang Indonesia ini memulai pra ekspedisinya dari Uessi, Kolaka Timur.
Project Leader for Protected Area Naturevolution Indonesia Mutmainnah menjelaskan, hal ini adalah ekspedisi awal yang akan mereka kerjakan. Tujuan besarnya adalah eksedisi ilmiah yang akan kami kerjakan bersama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di tingkat nasional pada tahun depan.
"Kami sudah mencoba membuka diskusi dengan BRIN Bidang Hayati, Kelautan, dan Arkeologi. Namun, untuk bisa melakukan ekspedisi ilmiyah, kami harus melakukan preliminary expedition (ekspedisi awal). Ini sebenarnya lebih mirip ke survey lapangan untuk menentukan bahwa kami akan melakukan ekspedisi ilmiah tahun depan, kira-kira basecamp-basecamp untuk peneliti burung itu ada di mana, basecamp untuk peneliti arkeologi itu ada di mana. Seperti itulah tujuan preliminary expedition," ungkap Mutmainnah.
Selain itu, lanjutnya, preliminary expedition juga bertujuan untuk mengetahui jalur ekspedisi karena sejauh ini belum ada informasi sama sekali terkait jalur di wilayah Tangkelemboke sampai di Matarombeo.
"Kami targetnya memang dua pengunungan karts besar ini. Kenapa kemudian ekspedisi ini dilaksanakan, niat awalnya adalah mencoba memproteksi wilayah Tangkelemboke dan Matarombeo serta Mekongga. Namun, untuk Mekongga sudah cukup banyak data-data ilmiah, sudah banyak sekali ilmuan yang melakukan penelitian di wilayah Mekongga dan untuk wilayah Matarombeo - Tangkelemboke masih sangat jarang," imbuhnya.
Pra ekspedisi ini dilakukan dalam rangkaian besar untuk memperkuat argumentasi Naturevolution bahwa Tangkelemboke dan Matarombeo harus dijaga.
"Dengan melakukan ekspedisi ilmiah, kami perlu memberikan data ilmiah tentang hal itu untuk memberikan data valid, data positif terkait apa saja yang ada di kedua pegunungan itu sebagai argumen kuat," tegasnya.
Untuk diketahui, pra ekspedisi Naturevolution ini akan berlangsung selama lima belas hari. Tim akan melakukan penelusuran sungai mulai dari Uessi, Kolaka Timur hingga ke Konawe Utara sejauh 200 kilometer.