HALUANRAKYAT.com, KOLTIM -- Pemerintah Daerah (Pemda) Koltim dibawah komando Bupati Abdul Azis mewujudkan keinginan dan keluhan warga Desa Wiawia, Kecamatan Polipolia.
Selama ini, warga mengeluhkan terkait putusnya jembatan yang berada pada jalan produksi yang menjadi tulang punggung akses mobilisasi hasil-hasil pertanian.
Kepala BPBD Koltim Dewa Made Ratmawan mengungkapkan, sejak lama bupati telah menginstruksikan pihaknya, untuk segera membangun jembatan di desa tersebut.
Pemda Koltim telah mengajukan permohonan pinjam pakai Jembatan Bailley rangka baja dengan panjang 30 meter ke Kementerian PUPR melalui Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Kendari. Permohonan itu pun telah disetujui oleh BPJN.
"Pak bupati juga, terus melakukan koordinasi baik ke pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat. Dan hasilnya, kita diberi jembatan jenis Bailley tersebut," ujar Dewa disela-sela memantau proses pemasangan jembatan tersebut, Kamis (1/8/2024)
Kegiatan ini juga kata dia, merupakan monitoring bersama oleh BPJN, BPBD dan Dinas PU.
Dikutip dari situs politeknikpu.ac.id, Jembatan Bailey adalah jenis jembatan sementara yang biasanya terbuat dari panel logam yang mudah dipasang dan dipindahkan.
Jembatan ini dinamai dari Sir Donald Bailey, seorang insinyur Inggris yang merancangnya jembatan bailey pada masa Perang Dunia II.
Keunggulan utama dari jembatan ini adalah kemampuannya untuk segera dipasang di lapangan tanpa perlu bahan bangunan permanen seperti beton atau batu bata.
Oleh karena itu, jembatan bailey dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan akses jembatan di tengah kondisi mendesak dan darurat seperti perang dan bencana alam.
Karena kemampuannya yang cepat dan relatif mudah dipasang, jembatan Bailey juga sering digunakan dalam proyek konstruksi sipil sementara, seperti untuk menggantikan jembatan yang sedang direnovasi atau diperbaiki.
Meskipun sifatnya sementara, jembatan Bailey biasanya cukup kuat untuk menanggung beban lalu lintas kendaraan berat selama beberapa tahun.
Di Indonesia, jembatan ini sangat strategis dalam menunjang atau proses recovery pembangunan di pelosok daerah yang sulit dijangkau.