Skip to main content
DPMPTSP

Sektor Perkebunan dan Peternakan Dukung Pertumbuhan Ekonomi Sultra

HALUANRAKYAT.com, KENDARI -- Sektor perkebunan dan peternakan menyokong pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Tercatat realisasi investasi sektor tanaman pangan, perkebunan dan peternakan pada tahun 2022 mencapai Rp345,63 miliar.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulawesi Tenggara, Parinringi dalam keterangannya terkait capaian realisasi investasi periode Januari hingga Desember tahun 2022.

“Sektor tanaman pangan, perkebunan dan peternakan ini pada tahun 2022 berada pada urutan keenam nilai investasi terbesar di Sultra,” jelas Parinringi dalam keterangannya beberapa waktu lalu.

Dijelaskan Parinringi, hal tersebut karena sektor perkebunan dan peternakan ini masih menjadi primadona penunjang perekonomian masyarakat Sultra, dengan berbagai komoditi unggulannya.

Disebutkannya, untuk sektor perkebunan, komoditi kelapa, kakao, mete dan lada masih menempati urutan teratas sebagai komoditas ekspor. Sementara untuk sektor peternakan Sultra unggul dalam produksi daging sapi yang produksinya terus meningkat setiap tahunnya.

Sapi

Meskipun investasi sektor perkebunan dan peternakan pada tahun 2022 relatif menurun dari realisasi investasi pada tahun 2021 yang senilai Rp519,698 miliar, kata Parinringi, sektor ini tetap dikatakan tumbuh dan meningkat, melihat permintan komoditas di sektor perkebunan dan peternakan juga meningkat.

“Kami optimis upaya untuk terus menumbuhkan investasi di sektor perkebunan dan peternakan ini akan terus kami lakukan, demi peningkatan daya dukung ekonomi masyarakat di Sultra,” katanya.

Pertumbuhan dan peningkaan sektor perkebunan dan peternakan ini juga dibuktikan dengan data Karantina Pertanian Kota Kendari tahun 2022 yang mencatat setidaknya ada 110 sertifikasi baik hewan maupun tumbuhan yang diekspor atau keluar dari Sultra. Capaian tersebut bahkan melampaui target sebanyak 140 persen di tahun 2022.

Ditambahkan Kepala Karantina Pertanian Kendari, Andi Faisal, bahwa berdasarkan data IQfast, sepanjang tahun 2022 sertifikasi komoditas pertanian yang dilalulintaskan secara domestik di wilayah Sulawesi Tenggara sebanyak 28.056 melebihi 140 persen dari terget yang ditetapkan sebanyak 19.903 sertifikasi.

"Pada lalulintas domestik komoditas hewan tersertifikasi sebanyak 12.456 didominasi pada hewan DOC, produk hewan daging ayam dan telur ayam, untuk komoditas tumbuhan tersertifikasi sebanyak 15.600 didominasi pada sektor perkebunan yakni kopra, lada biji, inti sawit dan cangkang sawit," jelas Andi Faisal.

Sementara ekspor komoditas perkebunan Sultra diantaranya adalah Malaysia, Jepang, Singapura, Central African Republic, Vietnam, Tiongkok, Korea Selatan, Belanda, Australia, Inggris, Belgia dan beberapa negara Kawasan eropa lainnya. 

Ekspor

Di lain pihak, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sultra menyebutkan, ada empat komoditas tanaman perkebunan unggulan yang kerap diekspor keberbagai negara tujuan seperti Tiongkok, Malaysia, Jerman, Vietnam dan India.

"Empat komoditas tanaman perkebunan tersebut adalah kelapa, kakao, mete dan lada," kata Kepala Disperindag Sultra, Sitti Saleha di Kendari dilansir Antara Sultra.

Dikatakan Saleha, sdangkan untuk komoditas tanaman mete dalam bentuk olahan kacang mete banyak diekspor ke negara India dan Vietnam. Selanjutnya komoditas kelapa dalam bentuk olahan kelapa serabut atau serabut kelapa sebanyak dengan negara tujuan ekspor adalah Vietnam dan Malaysia.

Untuk ekspor komoditas tanaman kakao dalam bentuk kakao cair dengan negara tujuan Jerman. Dan untuk komoditas tanaman lada yakni lada biji banyak ke negara Tiongkok.

Komoditas Terbaik Kakao Ada di Sultra

Menteri Pertanian (Mentan RI), Syahrul Yasin Limpo menyebutkan Provinsi Sulawesi Tenggara hingga sekarang masih tetap menjadi salah satu daerah penghasil kakao terbaik di Indonesia, dan Kabupaten Kolaka menjadi penghasil kakao terbesar di Sultra.

"Apa yang kita lakukan saat ini untuk memastikan bahwa Kabupaten Kolaka akan menjadi Kabupaten yang paling siap membuat rakyatnya hidup lebih baik karena lahannya sangat subur untuk tanaman perkebunan seperti kakao," kata Syahrul saat melakaukan penanaman secara simbolis bibit kakao di Desa Konaweha, Kecamatan Samaturu, Kabupaten Kolaka, Kamis (23/2/2023) lalu.

Syahrul menyebutkan, pengembangan komoditas kakao secara berkelanjutan sangat penting yang disertai dengan memperkuat pembangunan hilirisasinya yang lebih baik lagi.

“Kita fokuskan saja pada hilirisasi komoditas perkebunan kita. Hilirisasi kita akan mulai setiap kabupaten sebesar 17 sampai 20 persen untuk setiap komoditas perkebunan seperti kelapa, kopi dan untuk Kolaka ini, komoditas kakao," sebutnya.

Diketahui berdasarkan buku Provinsi Sulawesi Tenggara dalam Angka 2022 yang HaloSultra.com kutip, ada 5 daerah di Sultra dengan kebun kakao terluas dan menjadi salah satu daerah di Indonesia yang menyumbangkan 17,05 persen produksi kakao selain Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sumatera Barat dan Kalimantan Timur.

Daerah di Sultra dengan kebun kakao terluas itu diantaranya Kabupaten Kolaka Utara dengan luas mencapai 78.971 hektar, Kabupaten Kolaka Timur dengan luas 57.916 hektar, Kabupaten Kolaka seluas 29.507 hektar, Kabupaten Konawe Selatan seluar 20.152 hektar dan Kabupaten Bombana dengan luas perkebunan kakao mencapai 9.954 hektar.

Kebun

Populasi Sapi Berkembang Biak di Sultra

Di sektor peternakan, populasi hewan ternak di Sulawesi Tenggara mencapai 390.903 ekor, suplai ternak potong atau daging surplus sekitar 16.000 ekor atau 2.690 ton. Populasi ternak, berkembang dengan baik di Provinsi Sulawesi Tenggara, utamanya ternak sapi yang terus mengalami peningkatan populasi dari tahun ke tahun.

Data Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Sultra tahun 2021, dari 12 jenis komoditas hewan ternak di Sultra, populasi ternak sapi potong terbesar ada di Kabupaten Konawe dengan populasi mencapai 72.308 ekor, disusul oleh Kabupaten Muna dengan populasi mncapai 71.121 ekor.

Kemudian Kabupaten Konawe Selatan sebanyak 64.021 ekor, Kabupaten Bombana 51.205 ekor, Kabupaten Muna Barat 33.900 ekor, Kabupaten Kolaka 25.275 ekor dan Kabupaten Kolaka Timur dengan jumlah populasi ternak sapi potong yang mencapai 22.062 ekor.

Untuk menunjang tumbuh kembang produksi peternakan di Sultra, oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara bakal membangun industry pakan ternak.

Kepala Distanak Sultra, La Ode Muh Rusdin Jaya mengatakan, untuk mewujudkan hal tersebut pihaknya di tahun 2023 ini akan menarik bekerjasama investasi dengan salah satu perusahaan.

“Sementara kita mau MoU dengan PT Sars, mudah-mudahan tidak terlalu lama bisa kita bergerak,” ungkap Rusdin di Kendari, Jumat (24/2/2023).

Pembangunan industry pakan ternak ini bertujuan untuk menanggulangi imbas pakan ternak yang didistribusikan dari luar wilayah Sultra.

Diungkapkan Rusdin, saat ini pihaknya masih mengidentifikasi lebih lanjut lokasi potensial di Sultra yang akan digunakan untuk pendirian Industri Pakan Ternak yakni Kabupaten Konawe, Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Bombana. Dimana, lokasi itu harus memenuhi beberapa aspek.

“Salah satunya yaitu memiliki potensi yang baik untuk ternak dan tanaman pangan,” sebutnya.
Upaya untuk menghadirkan industri pakan ternak ini, agar nantinya Sultra dapat menjadi salah satu sentra komoditas hewan ternak Indonesia.***

Add new comment

Plain text

  • No HTML tags allowed.
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.