Skip to main content
Heli

Soal Heli yang Bubarkan Demo, Polda: Itu untuk Berikan Imbauan

HALUANRAKYAT.com, KENDARI - Bidang Profesi dan Pengamanan (Bid Propam) Polda Sulawesi Tenggara telah selesai melakukan pemeriksaan terhadap seorang pilot dan empat kru helikopter yang sempat melakukan manuver ketika berlangsung aksi demonstrasi solidaritas September Berdarah (SEDARAH) pada 26 September 2020 lalu.


Pelaksana Harian (Plh) Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Sultra, Kombes Pol La Ode Proyek mengatakan, dari hasil pemeriksaan terhadap pilot dan kru helikopter, tidak ditemukan adanya pelanggaran.


"Itu kan heli terbang dalam rangka pemantauan udara, itu sudah rutin setiap harinya, apalagi pada hari itu (26 September 2020) ada eskalasi aksi unjuk rasa. Kenapa heli itu kemudian ada di sana dan terbang merendah, itu awalnya dalam rangka pemantauan, namun pada saat dia merendahkan heli itu tujuannya untuk memberikan imbauan karena massa di bawah sudah mulai anarkis," ungkap La Ode melalui sambungan telefon, Selasa (29/9/2020).


Namun, lanjutnya, pada saat akan memberikan imbauan, terjadi gangguan teknis pada alatnya. Kemudian pilot memutuskan untuk terbang dan menaikkan ketinggian lagi.


Selain alasan itu, Polda Sultra juga mengklaim bahwa penggunaan helikopter di dalam pengamanan unjuk rasa sudah sesuai dengan standar prosedur operasi. 


"Sebenarnya itu diatur dalam Pasal 23 Peraturan Kapolri Nomor 16 tahun 2006 tentang pedoman pengendalian massa. Kenapa pilot melakukan tindakan ini, dia mengambil tindakan diskresi kepolisian yang diatur dalam UU Nomor 2 tahun 2002 pasal 18," jelasnya.


Namun demikian, La Ode tak menampik jika sang pilot dan kru bertindak atas inisatif sendiri dan tidak berkoordinasi terlebih dahulu dengan pimpinan atau perwira pengendali pengamanan unjuk rasa pada saat itu.


"Masalahnya, pada saat dia akan melakukan imbauan itu, dia tidak melaporkan diri, dia mengambil tindakan diskresinya itu.  Ini inisiatif dari awak (helikopter) yang di atas. Tidak diperintahkan oleh pimpinan," pungkasnya.


Seperti diberitakan sebelumnya, sebuah helikopter milik Polda Sultra melakukan aksi manuver yang berbahaya dengan terbang rendah di atas kepala massa aksi.


Manuver itu membuat demonstran dan juga polisi kocar-kacir berhamburan akibat banyaknya debu dan sampah yang beterbangan.

Add new comment

Plain text

  • No HTML tags allowed.
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.