Skip to main content
Cuaca

Sultra Waspada Cuaca Ekstrem, Diprediksi Terjadi hingga Akhir Bulan

HALUANRAKYAT.com, KENDARI - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Kendari mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem di wilayah Sulawesi Tenggara.

Menurut Sugeng Widarko, Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Kelas II Kendari, peringatan ini berlaku sejak hari ini hingga akhir bulan Februari 2022 nanti.

"Memang kondisi cuaca di Sulawesi Tenggara pada hari ini hingga beberapa hari ke depan itu diprediksi ada potensi cuaca ekstrem, hujan sedang hingga lebat," kata Sugeng saat ditemui di kantornya, Senin (21/2/2022) siang.

Menurutnya, cuaca ekstrem itu berpotensi terjadi utamanya di wilayah kepulauan seperti Sulawesi Bagian Selatan di antaranya Kabaena, Muna, Buton, dan Wakatobi.

"Potensi hujan sedang hingga lebat biasanya dibarengi dengan angin kencang dan petir. Untuk ketinggian gelombang pada hari ini hingga akhir bulan Februari mencapai 2,5 meter hingga 4 meter, terutama di Laut Banda bagian Barat," bebernya.

Sugeng menjelaskan, hal ini adalah fenomena monsun baratan yang dibarengi dengan aktifnya gelombang ekuatorial dan kondisi labilitas udara lokal yang intensif. Di Selatan Nusa Tenggara sedang terjadi low depression (tekanan rendah) yang membuat siklonik yang menarik massa udara dari Barat dan Utara.

"Di sekitar Sulawesi Tenggara hingga Ambon akan terbentuk pertemuan angin sehingga potensi awan yang bisa menimbulkan curah hujan sedang hingga lebat," imbuhnya.

BMKG Kendari meminta masyarakat pengguna jalur pelayaran agar memperhatikan informasi yang diberikan. BMKG juga terus berkomunikasi dengan pemangku kepentingan pelayaran seperti Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP).

"Para pengguna transportasi laut, harap memperhatikan informasi kami. Jika tidak memungkinkan untuk berlayar, harap menunda dulu atau mungkin jika terpaksa harus berlayar, tetap memperhatikan peralatan keamanannya," jelas Sugeng.

"Memang dari prediksi kami, untuk tanggal 21 Februari ini, ketinggian gelombang bisa mencapai 2 meter atau lebih. Hal itu tentu sangat berbahaya bagi kapal ferry," pungkasnya.

Add new comment

Plain text

  • No HTML tags allowed.
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.