Skip to main content
Polda

Unras di Polda Sultra Ricuh, Perwira Polisi Dibawa Lari oleh Pendemo Pakai Mobil Sound System

HALUANRAKYAT.com, KENDARI - Aksi unjuk rasa dari elemen mahasiswa Aliansi Mahasiswa Sultra Menggugat (AMSM) di depan Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Sultra pada Senin, 15 Februari 2021 berlangsung ricuh.


Mahasiswa yang berorasi menggunakan mobil sound system dihalang-halangi oleh aparat kepolisian yang berjaga di depan gerbang Mapolda Sultra.


Polisi berdalih, aksi mahasiswa melanggar protokol kesehatan karena mengumpulkan massa dalam jumlah banyak di masa pandemi Covid-19. Terlebih lagi, dari informasi yang dihimpun media ini, di dalam Mapolda Sultra sedang berlangsung konferensi video Rapat Pimpinan (Rapim) TNI - Polri sehingga orasi mahasiswa dianggap dapat mengganggu jalannya rapim.


Mahasiswa menyoroti kegiatan pertambangan ilegal kawasan hutan di pulau Kabaena yang masuk dalam Kecamatan Talaga Raya, Kabupaten Buton Tengah. Itu tanpa ijin pinjam pakai kawasan hutan (IPPKH).


"Kami menuntut polisi menangkap pihak PT Agra Morini Indah (AMI) yang ditengarai telah melakukan tindakan melanggar hukun dalam eksploitasi kawasan hutan di Talaga Raya," kata orator.


Belum usai menyampaikan tuntutannya, seorang perwira polisi berpangkat komisaris bernama M. Mansur mendatangi mobil sound system massa aksi dan berupaya merebut mikrofon yang dipakai berorasi.


"Ada aturannya ini (larangan berdemonstrasi di masa pandemi), kalian tahu aturannya tidak?" tanya Kompol Mansur kepada pendemo.


Kericuhan pun terjadi, saling tarik dan dorong terjadi antara pendemo dan polisi di atas mobil bak terbuka itu. Pengemudi kemudian memutar arah mobil sound system dan membawa pergi massa aksi menjauh dari depan Mapolda Sultra tanpa mengetahui jika di ataa mobilnya terdapat seorang perwira polisi.


Kejadian ini sontak memancing reaksi anggota kepolisian yang lain. Terjadi kejar-kejaran antara polisi dan massa pendemo. Massa yang panik berlarian ke dalam kawasan kantor gubernur Sultra, namun dihalang-halangi oleh petugas Satpol PP yang berjaga.


"Weee berhenti itu. Berhenti," teriak anggota polisi.


Mobil sound system itu pun berhenti setelah 'kabur' sejauh kurang lebih 200 meter dari depan Mapolda. Sang sopir mengaku tidak tahu jika ada perwira polisi berada di atas mobil.


"Saya tidak tahu kasian pak. Hanya disuruh jalan," ujarnya.


Setelah negosiasi alot, beberapa perwakilan massa aksi kemudian diizinkan masuk ke dalam Mapolda Sultra untuk bertemu pejabat kepolisian selaku pemangku kepentingan terkait.

Add new comment

Plain text

  • No HTML tags allowed.
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.