HALUANRAKYAT.com, KENDARI - Calon Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid berbicara mengenai suplai dan kebutuhan barang di tengah pandemi Covid-19.
Kebutuhan hidup manusia secara langsung akan berhubungan dengan kondisi ekonomi dunia. Dia memaparkan, ketika ekonomi dunia maju, maka permintaan terhadap komoditas pertanian, industri, tekstil dan pertambangan serta sektor-sektor lainnya bakal meningkat dengan sendirinya.
Salah satu contohnya adalah produksi batu bara nasional yang pada kuartal I 2021 mengalami penurunan sebesar 4,12% menjadi 143,69 juta ton dari 149,88 juta ton pada kuartal I 2020.
Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Batu Bara Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Sujatmiko mengatakan, lebih rendahnya produksi batu bara kuartal I 2021 dibandingkan periode yang sama tahun lalu disebabkan oleh curah hujan yang tinggi yang menyebabkan gangguan pada operasional tambang.
"Masalah utamanya yakni kesehatan, ketika kesehatan dunia sudah pulih, maka roda ekonomi berjalan. Kuncinya kesehatan. Vaksinasi adalah langkah awal," kata Arsjad saat bersafari ke Kadin Sultra pada Ahad, 9 Mei 2021.
Dia menyebut, upaya ini sudah dilakukan Roshan Perkasa Roeslani sebagai Ketum Kadin Indonesia saat ini. Apa yang sudah dilakukan Roshan, yakni berupaya meringankan vaksinasi bagi pekerja dan masyarakat secara umum.
"Dalam hal ini, kedepannya Kadin bisa bekerjasama dan membantu pemerintah. Yang akan kita lakukan, Kadin membeli vaksin, sehingga beban pemerintah bisa menurun pengeluarannya membeli vaksin. Jadi, biaya ini bisa digunakan pemerintah untuk membiayai kebutuhan lain," ujarnya.
Dia menegaskan, perusahaan yang tergabung dalam Kadin Indonesia akan menanggung vaksin bagi karyawannya. Vaksin ini, prioritas bagi karyawan sehingga ntak bisa diperjual belikan.
Menurut data, saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I tahun 2021 berada pada angka negatif. Menurut wakil ketua BAKN DPR RI, Anis Byarwati, pertumbuhan ekonomi yang masih minus merupakan bukti bahwa penanganan pandemi oleh pemerintah belum serius dan efektif.