Skip to main content
Dosen

Kembangkan Literasi dan Numerasi Anak Usia Dini, Departemen Pendidikan Bahasa Inggris UHO Gelar Workshop

HALUANRAKYAT.com, KENDARI -- Indonesia termasuk di antara negara dengan literasi yang rendah di kalangan anak-anak. Hal itu tercermin dari hasil tes literasi membaca yang dilakukan oleh organisasi negara-negara kerjasama ekonomi dan pembangunan (Organisation for Economic Cooperation and Development) pada 2019.

Hasil itu menempatkan kemampuan membaca anak-anak usia 15 tahun di Indonesia yang sangat rendah, menduduki peringkat ke 74 dari 79 negara yang berpartisipasi.

Sebagian kalangan bahkan menganggap Indonesia sedang darurat literasi. Situasi yang dialami Indonesia tidak jauh berbeda dengan kondisi di sejumlah negara. Data UNESCO tahun 2022 menunjukkan, saat ini terdapat 250 juta anak-anak dari seluruh dunia yang tidak memiliki kecakapan literasi.

Adapun data kemampuan numerasi di Indonesia berasal dari hasil Tes PISA pada 2015 dan TIMSS di 2016 menunjukkan Indonesia mendapatkan nilai matematika 387 dari nilai rata-rata 490. Sedangkan dalam TIMSS Indonesia mendapatkan nilai matematika 395 dari nilai rata-rata 500.

Simpulan dari data tersebut, maka Indonesia menempati posisi di bawah negara kecil seperti Vietnam (Tim GLN, 2017b). Kondisi yang dialami Indonesia menjadi sesuatu yang memprihatinkan dan membutuhkan langkah-langkah strategis dari pemerintah.

Berangkat dari hal itu, Departemen Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Halu Oleo (UHO) menggelar workshop.

Tim yang berisi lima dosen dan dua mahasiswa ini menyasar 15 pendidik pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Diketuai Muhammad Kusnun Muhsin, tim beranggotakan empat dosen di antaranya Nurindah, Nurnia, Wawan Cahyadin, dan Tambunan.

Ketua Tim Kusnun Muhsin menjelaskan, workshop dengan tema “Penguatan Kapasitas Pendidik PAUD untuk pengembangan Literasi dan Numerasi Anak Usia Dini” ini digelar guna meningkatkan kompetensi para pendidik PAUD dalam membelajarkan peserta didiknya tentang literasi dan numerasi.

Dosen


"Kegiatan ini diikuti oleh 15 orang pendidik PAUD yang berada di Kabupaten Konawe Selatan khususnya di Kecamatan Wolasi, Kecamatan Konda dan Kecamatan Ranomeeto, yang berdasarkan hasil identifikasi belum pernah tersentuh program literasi dan atau numerasi yang digalakkan pemerintah," ujar Kusnun.

Dalam workshop ini, lanjutnya, peserta mempelajari berbagai topik terkait literasi seperti literasi numerasi sebagai kecakapan hidup di abad 21. Selain itu juga ada strategi pengajaran literasi baca tulis dan numerasi pada pendidikan anak usia dini (PAUD), media dan model-model pembelajaran literasi, memahami tentang penilaian dan pemantauan kemampuan literasi dan numerasi anak usia dini, literasi di lingkungan sekolah, literasi di lingkungan keluarga dan literasi dalam spektrum yang lebih luas yakni di lingkungan masyarakat.

"Sedangkan terkait numerasi para peserta akan mempelajari tentang pentingnya numerasi bagi anak dan kehidupannya, dan bagaimana kegiatan literasi dimediasi dalam proses pembelajaran anak usia dini," jelasnya.

Kegiatan ini berlangsung selama dua hari melalui tatap muka yang digelar pada 29 hingga 30 Juli 2023 dan 12 jam belajar mandiri (independent learning).

"Jadi pendekatan yang dilakukan dalam workshop ini adalah mekanisme pembelajaran orang dewasa atau andragogi di mana setiap peserta terlibat secara aktif melalui schemata activation berupa aktivasi pengetahuan awal yang sudah dimiliki peserta. Pendekatan ini pada prinsipnya adalah the need to know why they need to learn something, the learners’ self-concept, prior experiences, readiness to learn, orientation to learning, and motivation,” papar Kusnun.

Setelah para pendidik PAUD mengikuti workshop dengan seksama, mereka kini telah dapat  memahami, mengidentifikasi, dan menganalisis dengan baik mengenai pentingya literasi dan numerasi dalam pembelajaran abad 21, strategi untuk mengajarkan literasi baca tulis dan numerasi pada PAUD.

"Selain itu, peserta juga telah memahami media dan model-model pembelajaran literasi dan numerasi terkini yang sesuai karakteristik abad 21 beserta cara pengimplementasiannya di dalam kelas, dan memahami dengan baik tentang penilaian dan pemantauan kemampuan literasi dan numerasi anak usia dini," timpalnya.

Pada akhirnya, tujuan workshop dapat tercapai dengan baik hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan kemampuan pendidik PAUD tentang literasi dan numerasi secara signifikan setelah mengikuti workshop.

Add new comment

Plain text

  • No HTML tags allowed.
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.