HALUANRAKYAT.com, KENDARI -- Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru ( PPG) Prajabatan Gelombang II Universitas Halu Oleo rumpun bahasa telah sukses menyelenggarakan sosialisasi penguatan literasi melalui cerita rakyat bergambar, Sabtu (15/07/2023).
Kegiatan ini dimuat dalam bentuk digital dan disusun dalam tiga bahasa, yakni menggunakan bahasa Indonesia, bahasa Daerah dan juga bahasa Inggris.
Kegiatan ini dilaksanakan di SMA Negeri 10 Kendari dan merupakan perwujudan dari mata kuliah Proyek Kepemimpinan yang mana melatih mahasiswa untuk dapat menciptakan sebuah proyek inovasi yang bermakna bagi masyarakat khususnya peserta didik.
Cerita rakyat yang diangkat dalam sosialisai ini berasal dari daerah Muna yang berjudul “Wa Ode Kaengufaari” dan cerita dari Buton Utara yang berjudul “Raja Makanan".
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan literasi digital dengan menggunakan cerita rakyat dalam tiga bahasa yang berbeda. Melalui cerita rakyat digital, peserta didik dapat belajar tentang penggunaan teknologi digital secara efektif untuk memperkaya pemahaman dan penghargaan terhadap budaya yang beragam. Dalam pelaksanaanya, dua narasumber berbeda dihadirkan dalam kegiatan ini.
Koordinator Data dan Bidang IT PPG UHO Kendari Wahyudin Madil mengatakan, pelaksanaan kegiatan membawa misi menguatkan daya literasi yang mudah diakses cukup melalui perangkat digital.
"Pemanfaatan teknologi juga turut memudahkan dalam mencari sumber materi pembelajaran," kata Wahyudin.
Di tempat yang sama, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMA Negeri 10 Kendari Halil mengapresiasi penuh kegiatan yang dilaksanakan mahasiswa PPG UHO Kendari.
Dia pun berharap dari adanya kegiatan sosialisai ini dapat memberikan kesadaran kepada peserta didik menyangkut pentingnya literasi dalam membuka pintu untuk mengembangkan kepribadian serta menyediakan kesempatan memperluas wawasan.
"Melalui cerita rakyat, kita dapat belajar tentang nilai-nilai, tradisi, dan kearifan lokal yang terkandung dalam cerita rakyat, sehingga dapat menguatkan identitas budaya yang ada di daerah tersebut," ujar Halil.
Tidak hanya itu, lanjut dia, kegiatan ini juga dapat mendorong pengembangan keterampilan multibahasa pada peserta didik. Dengan memperkenalkan cerita rakyat dalam tiga bahasa yang berbeda, peserta didik diberikan kesempatan untuk belajar dan berlatih dalam menggunakan dan memahami tiga bahasa secara efektif.
"Ini akan membantu meningkatkan kemampuan komunikasi lintas budaya dan melahirkan individu yang memiliki kepekaan terhadap perbedaan bahasa dan budaya," timpalnya.
Penulis: La Ode Mohamad Arifin