HALUANRAKYAT.com, KENDARI - Komunitas Mata Garuda (MG) Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengadakan kunjungan di desa Sampuabalo, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, Ahad (31/10/2021).
Kunjungan ini sebagai bagian dari program Literasi Visit Villages jilid XI setelah sebelumnya di bulan ini pada tanggal 9 hingga 11, MG LPDP Sultra juga turun ke Desa Sampuabalo untuk kegiatan yang sama.
Mengusung tema ‘bangun desa dari desa dengan pendidikan’ MG LPDP Sultra bekerja sama dengan BEM Universitas Muslim Buton, Produser Film La Karambau Alan ASJKG, Sekolah Jelajah Dunia, Sikola Pesisir rintisan Karang Taruna Pemuda Desa Sampuabalo, KAMMI Unidayan, dan mahasiswa KKA Universitas Muhammadiyah Buton serta partisipasi dari salah satu pengurus KMBY (Komunitas Mahasiswa Baubau Yogyakarta).
Kepala Sekolah SJD, Suhardiyanto membuka kegiatan dengan penguatan bahwa bagian penting dari membangun sebuah desa adalah membangun jiwanya.
"Pembangunan ini, bisa dimulai dari memperkuat sendi-sendi pendidikan baik yang bergerak di bidang formal, informal dan nonformal," katanya.
Kegiatan yang diadakan oleh Mata Garuda Sultra yang berkolaborasi dengan Sekolah Jelajah Dunia, Sikola Pesisir, Karang Taruna Kaindea, Himpunan Mahasiswa Sampuabalo (HIPPSAM), dan BEM Universitas Muslim Buton, merupakan kolaborasi yang efektif untuk membangun desa, dari desa untuk desa.
Berbicara soal film, Seikh Jaelani atau yang biasa disapa Alan ASJKG, sutradara film La Karambau ini mendukung dengan pandangan bahwa Industri Film indonesia Sudah mulai maju.
"Kita yang berada di wilayah Indonesia tengah tidak boleh ketinggalan dalam mengikuti industri ini. Oleh sebab itu saya mulai menerapkan di beberapa desa yang saya kunjungi melalui program kolaborasi. Di desa Sampuabalo bersama 50 peserta didik, kita berbagi soal gimana cara membuat scenario, belajar peran dalam drama, cara shooting menggunakan kamera dan lain-lain," ujar Alan.
Sementara itu, Ketua Karang Taruna, La Ode Duprin menambahkan kesan bahwa kegiatan ini cukup membantu pihaknya untuk mendapatkan pemahaman dan pelajaran baru, suasana dan konsep belajarnya menyenangkan.
"Anak-anak sangat suka dan mereka sangat terlihat bahagia. Kakak-kakak pengajar baik dan ramah dan sabaran menghadapi anak kami yang multi karakter itu," ucap Duprin.
Ketua Mata Garuda LPDP Sulawesi Tenggara, Anna Nurawalia menutup dengan menegaskan bahwa kerja sama-sama adalah strategi utama untuk memajukan sebuah daerah dan bijaksananya inisiatif itu dimulai oleh akademisi atau mahasiswa yang berasal dari kampus-kampus, komunitas, dan pemerintah setempat.
"Sebab itu saya memulai kolaborasi dengan menyatukan jeket kampus yang berwarna-warni ini untuk memberi nyawa pada nafas pendidikan di desa-desa kepulauan Buton. Saya menaruh hormat luar biasa pada seluruh tim panitia," kata dia.