HALUANRAKYAT.com, KENDARI - Akselarasi penggunaan transaksi metode pembayaran digital Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Sulawesi Tenggara terus meningkat.
Berdasarkan catatan Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sultra, kini pengguna QRIS di Sultra telah mencapai 76.666 pengguna.
Meningkatnya pengguna QRIS dalam empat tahun terakhir ini, kata Pelaksana Tugas Kepala Kantor BI Perwakilan Sultra Doni Septadijaya, sebagai bentuk adaptasi peralihan transaksi non tunai di daerah Sultra.
"Capaian akselarasi QRIS terus mengalami peningkatan, dimana sampai dengan Januari 2022 sebanyak 76.666 merchant di Sultra telah menggunakan QRIS," ungkap Doni.
Meski demikian, lanjut Doni, di tahun 2022 ini pihaknya terus akan mendorong pengembangan sistem pembayaran dengan program percepatan dan perluasan digitalisasi daerah.
"Di tahun 2022 kita menargetkan dapat mengembangkan penggunaan QRIS menjadi 85 ribu pengguna baru di wilayah Sulawesi Tenggara," imbuhnya.
Doni menyebut Kota Kendari masih menjadi daerah pengguna dengan metode pembayaran QRIS terbesar di Sultra sepanjang 2021.
"Di Kota Kendari 38.810 ada pengguna, Baubau 8.370, Kabupaten Kolaka 8.015, Muna 4.410, Konawe Selatan 4.128, Konawe 3.117, Buton 2.855, Bombana 2.591, Kolaka Utara 2.494 dan lainnya 1.876," bebernya.
Dari angka itu, pengguna QRIS saat ini masih didominasi oleh pelaku usaha kecil yang mencapai 42,99 persen. Urutan kedua adalah usaha mikro capai 31,95 persen, usaha menengah 23,61 persen, dan terendah usaha besar hanya 1,35 persen.
"Di sisi volume transaksi terbesar dicatatkan oleh usaha lainnya, usaha besar dan usaha mikro. Total nominal transaksi digital dengan menggunakan QRIS sepanjang 2021 tercatat Rp195,80 miliar," ungkap Doni.
Ke depan, direncanakan setelah berhasil mendorong penggunaan QRIS oleh merchant, Bank Indonesia akan juga mendorong penggunaan QRIS bagi masyarakat umum.