HALUANRAKYAT.com, KENDARI -- Perebutan kursi DPR RI untuk Daerah Pemilihan (Dapil) Sulawesi Tenggara (Sultra) sempat memanas.
Ketatnya persaingan tak datang dari caleg yang berbeda partai atau pun perebutan kursi terakhir di Dapil tersebut, namun hadir dari tubuh Partai NasDem yang hampir dipastikan telah meraih kursi parlemen.
Mereka yang bersaing adalah sosok Mantan Gubernur Sultra, Ali Mazi dengan rekan separtainya, Tina Nur Alam (TNA) yang merupakan istri mantan gubernur sebelumnya.
Pleno rekapitulasi tingkat provinsi yang rampung dilaksanakan oleh KPU Sultra pada Minggu (10/3/2023) pun menjadi penentu dari dua nama besar di Bumi Anoa ini.
Berdasarkan pleno rekapitulasi suara yang tertuang dalam formulir D hasil KPU kabupaten dan kota, suara Ali Mazi dan TNA bersaing hampir di seluruh wilayah.
Secara total di 17 kabupaten dan kota, Ali Mazi meraih 68,099 suara dan TNA unggul tipis mengoleksi 68,683 suara.
Data hasul rekap KPU (real count) tersebut pun tak berbeda dengan quick count The Haluoleo Institute (THI) yang dirilis pada Kamis (15/2) lalu.
Direktur Eksekutif THI, Naslim Sarlito pun memberikan tanggapannya terkait ketatnya persaingan antara Ali Mazi dan TNA.
"Terkait polemik itu kan siapa saja sah-sah saja mengklaim hasil yang mereka miliki tapi kita tetap kembali kepada penyelenggara," ujar Naslim, Senin (11/3/2024).
Dirinya menyebut, quick count akan memberikan hasil dari pemilihan yang dilakukan di TPS.
"Sepanjang tidak ada yang merubah nilai dalam pemilihan misal terjadinya PSU secara masif di beberapa wilayah itu bisa merubah hasilnya (hitung cepat). Kemudian terjadi gugatan yang merubah secara substansi nilai.
Namun, lanjut Naslim, dari sejarah quick count yang THI lakukan di beberapa Pilkada yang lalu, hasil yang ditunjukkan tak pernah ada perbedaan.
"Belum pernah juga sekalipun THI itu berbeda dengan nilai KPU, karena sumber datanya kita ambil berdasar dari TPS setempat sesuai sampel yang kita miliki. Kalau pun nanti ada yang merasa tidak puas, pada akhirnya kita akan kembali ke perhitungan KPU. Bahkan di konferensi pers juga saya sampaikan bahwa ini perkiraan, hasil resmi tetap ada di KPU sebagai penyelenggara yang memiliki mandat untuk melaksanakan Pemilu," bebernya.
Naslim juga menjelaskan dalam hitung cepat yang dilakukan lembaganya memperlihatkan ketatnya persaingan suara antara kedua figur tersebut.
"Memang suara ibu Tina dan Ali Mazi secara internal mereka dekat, cuma memang pada saat quick count dilakukan itu dirilis baru di angka 70an persen data masuk. Tapi dalam konteks quick count yang kita lakukan dengan margin of error 1 persen dan kita lihat datanya sangat kecil untuk merubah persentase yang besar, pembaginya sudah besar itu dia. Jadi kalau data yang masuk sudah sudah puluhan ribu tapi data yang masuk itu 100 atau 200 itu tidak merubah pembaginya," jelas Naslim.
Berdasar hitung cepat THI yang telah mengumpulkan 100 persen suara yang masuk, kecenderungan kontribusi TNA untuk suara parati paling besar untuk NasDem.
"Jadi memang pada saat dirilis itu, situasi antara ibu Tina dan pak Ali Mazi memang nilainya mepet hampir masuk di margin of error, cuma memang masih unggul ibu Tina dan kalau kita lihat data yang masuk sudah 100 persen di THI memang ibu Tina unggul bedanya tipis sekali 33,47 berbanding 33,54 (persen). Hanya kita lihat kemarin kecenderungan ibu Tina sedikit lebih besar dibandingkan pak Ali Mazi, makanya waktu quick count itu kami sampaikan nilai-nilai ini bukan perbandingan antara masing-masing caleg tetapi potensi memberikan kontribusi terbesar kepada partainya," pungkasnya.
Untuk diketahui, THI sendiri merupakan salah satu lembaga quick count kredibel yang telah mendapatkan sertifikat resmi dari KPU untuk melakukan hitung cepat Pemilu 2024. THI menjadi 1 dari puluhan lembaga quick count yang diakui oleh KPU di seluruh Indonesia.***