Polda Sultra Tak Tahu Soal Anggotanya Keroyok Buruh Bangunan
HALUANRAKYAT.com KENDARI - Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara mengaku tak tahu soal adanya dua orang buruh bangunan yang dikeroyok oleh personel Polri saat kericuhan demo solidaritas September Berdarah (SEDARAH) pada Sabtu, 26 September 2020 lalu.
Menurut Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sultra, Kombes Pol La Ode Aries El Fatar, hanya ada enam belas orang yang sempat diamankan oleh polisi dan tidak seorang pun yang berprofesi sebagai buruh bangunan.
"Saya sampai sekarang, kemarin memang ada yang diamankan enam belas orang, tapi hanya satu yang bukan mahasiswa, yaitu orang mabuk tidak tahu jalan lewat di sini, dia bawa parang lewat di depan (pos) penjagaan. Tapi dia ini sebenarnya penjual ikan. (Buruh bangunan) mungkin dilepaskan kembali, saya tidak tahu, yang jelas dari enam belas itu hanya satu yang bukan mahasiswa, ungkap Aries pada Senin (28/9/2020).
Aries mengatakan, selain penjual ikan itu, lima belas orang lainnya yang sempat diamankan adalah mahasiswa dari berbagai kampus yang ada di Kota Kendari.
"Sempat diamankan, diinterogasi semua pada malam hari kemarin. Dari enam belas orang ini, lima belas mahasiswa dari UHO, UMK, dan IAIN Kendari. Kita hadirkan semua perwakilan-perwakilan pihak kampus, dosen untuk sama-sama menyerahkan mahasiswa ini kembali," imbuhnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, dua orang buruh bangunan bernama La Iwan dan La Duma menjadi korban salah sasaran oleh polisi yang melakukan pengamanan demo.
La Iwan mengalami luka lebam pada tangan kirinya. Sementara La Duma kondisinya lebih memprihatinkan. Ia mengalami dua luka robek di bagian kepala dan kelumpuhan karena bagian punggung dan tulang ekornya terkena tendangan aparat.
Selain itu, sebuah motor merek Yamaha MX King berwarna merah yang digunakan oleh kedua korban mengalami kerusakan yang cukup parah karena ikut dihajar oleh polisi.