HALUANRAKYAT.com, KENDARI - Ratusan orang dari Forum Pemuda Adat Tolaki (Fordati) mendatangi Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Sulawesi Tenggara pada Senin, 13 Desember 2021.
Massa tiba di depan Mapolda Sultra dengan menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat. Mereka melengkapi diri dengan berbagai atribut dan juga mobil komando.
Mereka menuntut pecopotan terhadap Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Kendari AKBP Didik Erfianto karena dinilai lamban dalam mengusut kasus pembacokan yang menimpa rekan mereka.
Salah satu orator dalam aksi ini, Kaisar Kalenggo di hadapan massa dan aparat kepolisian yang mengawal aksi ini mengatakan, pihaknya sangat kecewa atas kinerja Polres Kendari dalam mengusut kasus ini.
"Sudah satu bulan tetapi polisi belum menemukan tersangkanya. Kepolisian harus mampu mengungkap kasus ini agar ada kepastian hukum. Kami turun untuk membuktikan kami adalah orang cerdas dan baik. Kami turun dengan beradab. Kepolisian telah mencederai hukum," kata Kaisar.
"Kami minta Kapolda Sultra mencopot Kapolres Kendari. Kasus ini sudah berjalan sebulan lebih tapi belum terungkap. Kami sudah melaporkannya ke Polres Kendari karena kami menghormati hukum," imbuhnya.
Perwakilan massa aksi kemudian diterima oleh Wakil Direktur Intelijen Keamanan (Wadir Intelkam) Polda Sultra, AKBP Agung Ramos dan Kasat Reskrim Polres Kendari, AKP Gede Pranata Wiguna.
Dialog kemudian dilakukan di gedung provos Polda Sultra. Meskipun berlangsung alot, aksi massa ini tetap berlangsung damai.
Berdasarkan hasil musyawarah dan pertemuan pihak kepolisian dengan tokoh adat, disepakati beberapa poin di antaranya adalah Polda Sultra menyanggupi akan menuntaskan kasus pembacokan ini.
"Kami, nama Agung Ramos. Jabatan Wadir Intelkam Polda Sultra menyampaikan akan berusaha dalam satu minggu untuk menfungkap kasus 351 bersama penyidik Ditreskrimum dan Reskrim Polres Kendari. Demikian kami ucapkan terima kasih," tulis Ramos dalam surat pernyataan yang ia tandatangani sendiri.
Usai mendengar pembacaan surat pernyataan Wadir Intelkam tersebut, massa aksi kemudian membubarkan diri dan meninggalkan Mapolda Sultra.
"Keputusan bersama antara rekan-rekan korlap dan tokoh adat ini mari kita kawal," ujar salah satu peserta aksi.