HALUANRAKYAT.com -- Ambalat di Laut Sulawesi kembali memanas. Wilayah laut kaya potensi migas di ujung Kalimantan ini sejak awal 2000-an menjadi sengketa Indonesia–Malaysia yang belum tuntas. Di balik laut biru yang tenang, tersimpan potensi energi besar yang membuat kedua negara terus beradu klaim.
Mengapa Ambalat di Laut Sulawesi Begitu Sensitif?
Ambalat adalah istilah Indonesia untuk wilayah di Laut Sulawesi yang kaya potensi migas. Malaysia menyebutnya Laut Sulawesi juga, namun batas maritim di kawasan ini belum pernah benar-benar disepakati. Sejak putusan ICJ 2002 yang memberikan Pulau Sipadan dan Ligitan ke Malaysia, garis batas laut di sekitar Ambalat menggantung. Sengketa Indonesia–Malaysia ini berlanjut karena nilai ekonomi migasnya yang sangat tinggi.
Sengketa Indonesia–Malaysia di Ambalat dari Patroli Tegang hingga Diplomasi
Pada 2005–2009, kapal TNI AL dan TLDM Malaysia pernah berhadapan di Laut Sulawesi dekat Ambalat. Kedua negara sama-sama memberikan izin eksplorasi potensi migas kepada perusahaan berbeda di area yang tumpang tindih. Ketegangan ini menjadi salah satu momen penting dalam sejarah sengketa Indonesia–Malaysia.
Klarifikasi Resmi Pemerintah tentang Ambalat
Dari Jakarta, Kemenlu menegaskan bahwa dalam sengketa Ambalat belum ada kesepakatan final. Hanya ada mandat untuk membentuk kerangka kerja sama. Dari Kuala Lumpur, Wisma Putra juga menegaskan bahwa pembahasan potensi migas di Ambalat tetap mengacu pada UNCLOS dan negosiasi batas maritim.
Alasan Joint Development Ambalat Dipilih
Perspektif Hukum Internasional
UNCLOS mendorong negara yang batas maritimnya belum tuntas untuk membuat pengaturan sementara tanpa mengorbankan klaim.
Keuntungan Ekonomi
Potensi migas di Ambalat terlalu besar untuk diabaikan. Kerja sama bisa memberi keuntungan bagi Indonesia dan Malaysia.
Keamanan Laut Sulawesi
Joint development dapat mengurangi risiko konfrontasi kapal patroli di kawasan sengketa Indonesia–Malaysia. Ambalat Lebih dari Sekadar Garis di Peta
Bagi Indonesia, Ambalat di Laut Sulawesi adalah simbol kedaulatan sekaligus sumber energi strategis. Sengketa Indonesia–Malaysia ini bukan hanya soal batas wilayah, tapi juga harga diri bangsa. Publik perlu mengawasi proses pembagian zona kerja, hasil potensi migas, dan mekanisme penyelesaian sengketa.
Kesimpulan Sengketa Ambalat di Laut Sulawesi
Saat ini, sengketa Ambalat berada di jalur de-eskalasi. Negosiasi batas maritim Indonesia–Malaysia tetap berjalan, sambil mempersiapkan kerja sama eksplorasi potensi migas tanpa mengorbankan posisi hukum kedua negara. Jika berhasil, konflik Ambalat di Laut Sulawesi bisa menjadi contoh bagaimana konflik lama diubah menjadi peluang besar.
Penulis: Muadz Akbar