HALUANRAKYAT.com, KENDARI - Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sulawesi Tenggara, La Ode Suryono angkat bicara terkait polemik bongkar pasang pengurus KONI Sultra.
Ia mengaku tidak takut atas langkah yang ditempuh beberapa orang yang dilengserkah dari kursi pengurus KONI Sultra dengan melakukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
“Saya tidak takut dengan langkah yang mereka lakukan membawa persoalan ini ke PTUN). Kalau saya kalah dalam hal ini, maka saya mundur dari jabatan sebagai plt ketua KONI Sultra,” kata Suryono, Sabtu (4/12/2021).
Menurut pria yang akrab disapa La Jon ini, pergantian pengurus KONI Sultra telah sesuai dengan atura. Ia menyebut perombakan itu dilatarbelakangi karena adanya pengurus yang berbuat kesalahan dan pelanggaran yang amat fatal.
Salah satunya adalah pembentukan karateker KONI Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) Nomor: 597 Tahun 2021 yang ditetapkan pada 29 Oktober 2021. Hal itu menurutnya dilakukan tanpa sepengetahuan dirinya selaku Plt ketua KONI Sultra.
“Apa saya yang ngga paham organisasi atau apa, kok tiba-tiba ada SK pembentukan karateker KONI Kabupaten Kolaka Timur yang tertanggal 29 Oktober 2021, tetapi saya baru mengetahui adanya pembentukan itu pada 23 November 2021,” jelasnya.
SK karateker KONI Koltim yang ditandangani oleh sekretaris umum (Sekum) KONI Sultra yang lama, Tahir Lakimi pada 23 November 2021 itu langsung dianulir oleh Suryono pada esok harinya.
"SK karateker KONI Koltim itu ditandatangani oleh Sekretaris KONI yang lama dan rapat terkait pembentukan karateker KONI Kolaka Timur dipimpin Ketua OKK KONI Sultra. Saya menilai ada kelebihan kewenangan yang sudah dilakukan sekretaris umum atau sekum. Ada sekum rasa ketua. Harusnya, ya ketua rasa ketua, sekum ya rasa sekum, bendum ya rasa bendum,” tegasnya.
Ia bersikukuh atas apa yang ia lakukan adalah semata-mata mempersiapkan penyelenggaraan Porprov Sultra di Baubau tahun 2022 agar terlaksana dengan baik.
