HALUANRAKYAT.com, MUBAR -- Kepala Sekolah (Kepsek) SMA Negeri 1 Maginti Paulus Djuang keberatan atas tudingan yang menyebut dua oknum guru P3K di sekolahnya disebut makan gaji buta. Dirinya menyebut tudingan tersebut tidak benar dan tidak sesuai fakta yang sebenarnya.
Paulus Djuang mengatakan, tidak benar ada dua orang guru P3K yang tidak menjalankan tugas di SMA N 1 Maginti, Kabupaten Muna Barat. Faktanya, mereka telah menjalankan tugasnya di dua sekolah yang berbeda sesuai dengan SK dan nota tugasnya.
"Pada prinsipnya sebagai guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah SMAN 1 Maginti selalu memegang teguh kode etik pegawai negeri sipil yang selalu berusaha menjaga nama baik institusi dan loyal terhadap atasan," ujar Paulus.
Lebih jauh, ia menjelaskan memang benar pada tahun 2021 SMAN 1 Maginti mendapat kuota guru P3K sebanyak tiga mata pelajaran yaitu satu mata pelajaran bahasa indonesia dan dua mata pelajaran matematika.
Namun, kenyataanya hanya satu mata pelajaran yang terpenuhi yakni bahasa indonesia.
"Jadi hanya itulah yang kami terima dan kami syukuri sebab selama ini kami tidak pernah mempersoalkan hal itu," imbuhnya.
Mengenai dua orang guru P3K mata pelajaran Matematika seperti yang telah diberitakan pada media online beberapa waktu lalu yakni Erna, S.Pd yang dinotatugaskan di SMAN 1 Barangka dan Waode Sarimuna, S.Pd yang bertugas di SMA N 1 Sawerigadi, Paulus mengatakan mereka sudah menjalankan tugasnya sesuai dengan SK penugasannya, dan pihaknya tidak pernah mempersoalkan itu karena secara teknis ada yang berwenang mengatur hal itu.
Paulus Djuang menyesalkan tudingan yang telah mencemarkan nama baik sekolah SMAN 1 Maginti. Ia berharap agar kekeliruan ini dapat dibersihkan, karena berita tersebut tidak benar dan tidak sesuai fakta yang sesungguhnya bahkan tindak terkonfirmasi dahulu pada pihak sekolah.
Laporan: Hasmid