HALUANRAKYAT.com, KENDARI -- Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Sulawesi Tenggara (Sultra) melaksanakan rapat ekspose realisasi kinerja 2022 dan rencana kerja 2023 di salah satu hotel di Kendari pada Jumat 24 Febaruari 2023.
Kegiatan tersebut dihadiri kepala DPM PTSP se-Sultra serta menghadirkan Direktur Wilayah III Deputi Bidang Penanaman Modal Kementrian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia (RI), Sri Moertingroem dan Kasubdit Wilayah seluruh Sulawesi/Penata Kelola Penanaman Modal Ahli Madya-Direktorat Wilayah III, Muhammad Subehan.
Kepala DPM PTSP Sultra, Parinringi melalui Pelaksana Harian (PH) Kepala DPM PTSP Sultra, Joni Fajar mengatakan, rapat tersebut bertujuan untuk menciptakan komitmen dalam rangka peningkatan kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi DPM PTSP di 17 kabupaten dan kota di wilayah Sultra.
“Tetap jaga komitmen, koordinasi dan kolaborasi pada pihak DPM PTSP di kabupaten dan kota se-Sultra. Kami akan terus mengupayakan untuk mengawasi para pelaku usaha,” kata Sekertaris DPM PTSP Sultra itu.
Menurutnya, berdasarkan data realisasi investasi kabupaten dan kota se-Sultra, Kabupaten Konawe masih menjadi penyumbang terbesar yakni sebanyak Rp11 triliun.
Sedangkan lima daerah dengan investasi terbesar tahun 2022 yakni Kabupaten Konawe sebesar Rp11 triliun, Bombana Rp3,1 triliun dan Kolaka Rp2,1 trilun. Kemudian Kota Kendari sebesar Rp1,4 triliun dan Konawe Utara (Konut) sebesar Rp1,1 triliun.
Tingginya realisasi tiap daerah tersebut tidak lepas dari proyek yang dikerjakan penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA) dibantu dengan tenaga kerja ataupun sumber daya manusia (SDM) dari perusahaan tersebut.
Secara rinci, jumlah perusahaan PMA pada 2022 sebanyak 72 perusahaan dan proyeknya sebanyak 230 proyek. Namun, pada 2022 lebih didominasi PMDN yaitu sebanyak 402 perusahaan dan proyeknya sebanyak 1533 proyek.
Total tenaga kerjanya yang diserap sebanyak 14.351 orang, terdiri dari 793 tenaga kerja asing dan lokal mendominasi yaitu sebanyak 13.558 orang.
Sedangkan data realisasi investasi berdasarkan negara, Hongkong menjadi masih menjadi negara prioritas yakni sebesar Rp8,6 triliun sepanjang tahun 2022.
Sementara itu, untuk kategori perusahaan, PT Obsidian Stainless Steel (OSS) masih menjadi perusahaan dengan investasi terbesar PMA di Sultra dan menjadi prioritas DPM PTSP Sultra dalam realisasi investasi 2023.
2023 ini, ada sekitar Rp6,6 triliun investasi PMA yang masuk di Sultra. Paling tinggi sebagai industri yang bergerak dibidang produksi baja stainless yang dilapisi oleh obsidian.
Di tempat yang sama, Direktur Wilayah III Deputi Bidang Penanaman Modal Kementrian Investasi/BKPM RI, Sri Moertingroem mengatakan, rapat ekspose sangat baik untuk dilakukan dalam rangka mengevaluasi capaian kinerja dan merumuskan strategi peningkatan kinerja agar lebih baik lagi.
Melihat capaian kinerja DPM PTSP Sultra pada 2022 lalu, Sri Moertingroem optimis capaian pada 2023 ini akan menunjukan trend positif atau semakin baik dengan berbagai upaya dari DPM PTPS Sultra.
Olehnya itu, ia berpesan ke seluruh Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu se-Sultra untuk menumbuhkan optimisme dalam bekerja, sehingga dapat melahirkan inovasi serta strategi jitu untuk memenuhi target di 2023 dan 2024 mendatang.
“Yang pastinya kita harus optimis ya,” ujar Sri.
Ia mengatakan, walaupun target investasi di Indonesia pada 2022 telah tercapai sebesar Rp1.207 triliun dan melampaui target yang diberikan presiden yakni sebesar Rp1.200 triliun, namun jajaran DPM PTSP tak boleh berhenti dalam berinovasi untuk meningkatkan capaian investasi.
Salah satu sektor realisasi terbesar yaitu industri dasar logam. Dimana Sultra menjadi primadona bagi investor asing.
“Mereka ingin membangun hilirisasi tambang nikel untuk membangun bahan baku baterai,” Sri Moertingroem menambahkan.
BKPM bakal mendorong hilirisasi kepada produk-produk pertambangan. Akan ada pemberian dana alokasi non fisik, dimana pemberian anggaran tersebut inisiatif oleh Menteri BKPM, Bahlil Lahadlia.
“Kita akan mulai memasuki energi hijau, jadi itu bagaimana kita bisa mengurangi bahan bakar mengakibatkan polusi. Jadi ini berbeda dari dana APBD tetapi masih termasuk APBN,” kata Sri.
Untuk diketahui, realisasi investasi di Sultra baik PMDN maupun PMA pada 2022 telah mencapai Rp20,19 triliun dengan sektor realisasi investasi terbesar adalah industri logam dasar, barang logam sebesar Rp11,817.08 miliar.
Sri juga menegaskan kepada para Jepala DPM PTSP se-Sultra agar memaksimalkan sektor-sektor yang belum termasuk dari 10 besar dalam realisasi investasi 2022 lalu.
Misalnya, perumahan-perumahan skala kecil, ruko-ruko dan jenis properti lainnya yang merupakan sumber investasi.
“Jadi harus dimaksimalkan, sehingga pihak provinsi memang perlu koordinasi dengan pihak DPMPTSP kabupaten dan kota” ujar Sri.
Ia memberikan strategi pencapaian target realisasi investasi di 2023. Diantaranya memaksimalkan pendampingan proyek-proyek yang difasilitasi pada 2022 (untuk BKPM antara lain melalui proyek ERI Barat, ERI Timur, ERI Fasilitas, ERI Satgas, dan sebagainya).
Selanjutnya, optimalisasi pemanfaatan dana dekonsentrasi dan dana alokasi khusus (DAK) untuk pemantauan dan pengawasan terhadap proyek berdasarkan skala prioritas besarnya potensi realisasi.
Strategi lainnya adalah koordinasi intensif dengan kementerian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah (K/L/D) antara lain untuk memperoleh daftar pelayanan persetujuan kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang
Kesesuaian kegiatan pemanfataan ruang (KKPR)/pelayanan persetujuan kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang (PPKKPR)/persetujuan bagunan gedung (PBG) yang telah dikeluarkan untuk identifikasi potensi
realisasinya.
Kemudian memperoleh daftar perusahaan yang belum pernah menyampaikan laporan kegiatan penanaman modal (LKPM) dan melakukan evaluasi atas daftar proyek pengawasan berdasarkan penjadwalan dari sistem OSS.
Lalu melakukan evaluasi kebijakan dan/atau regulasi yang dirasa belum mendukung investasi, misalnya upaya percepatan penyelesaian rencana detail tata ruang (RDTR) digital, percepatan program hilirisasi berdasarkan potensi daerah.
Selanjutnya pengawalan dan fasilitasi penyelesaian permasalahan perusahaan yang terkendala menyampaikan LKPM akibat belum migrasi, penyesuaian nilai investasi, verifikasi PKKPR atau faktor lainnya. Kemudian pengawalan ground breaking proyek besar dan 100 besar realisasi investasi di wilayah setempat.
Berikut data Realisasi Investasi Sultra Sepanjang Januari-Desember 2022:
*Relaisasi Investasi di Sultra*
PMA sebesar Rp 12,60 triliun
PMDN sebesar Rp7,59 triliun
Grand Total Nilai Realisasi Investasi Tahun 2022 sebesar Rp20,19 triliun
Jumlah Perusahaan PMA = 72 perusahaan
Jumlah poyek PMA sebanyak 230 proyek
Jumlah perusahaan PMDN sebanyak 402 perusahaan
Jumlah proyek PMDN sebanyak 533 proyek
*Penyerapan Tenaga Kerja*
Tenaga Kerja Asing sebanyak 793 orang
Tenaga Kerja Indonesia sebanyak13.558 orang
Total Tenaga Kerja sebanyak 351 orang
REALISASI INVESTASI BERDASARKAN KABUPATEN/KOTA
*Realisasi Investasi Kabupaten Kota di Sultra*
Kabupaten Konawe sebesar Rp11.056,53 miliar
Kabupaten Bombana sebesar Rp3.107,09 miar
Kabupaten Kolaka sebesar Rp2.166,07 miliar
Kota Kendari sebesar Rp1.558,20 miliar
Kabupaten Konawe Utara (Konut) sebesar Rp1.179,91 miliar
Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) sebesar Rp663,56 miliar
Kabupaten Buton sebesar Rp261,68 miliar
Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) Rp90,71 miliar
Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) Rp46,85 miliar
Kota Bau-bau sebesar Rp31,61 miliar
Kabupaten Wakatobi sebesar Rp20,84 miliar
Kabupaten Muna sebesar Rp5,24 miliar
Kabupaten Buton Tengah (Buteng) sebeaar Rp1,85 miliar
Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) Rp1,73 miliar
Kabupaten Buton Selatan (Busel) Rp1,14 miliar
Kabupaten Buton Utara (Butur) sebesar Rp0,92 miliar
Kabupaten Muna Barat (Mubar) sebesar Rp0,48 miliar
REALISASI INVESTASI BERDASARKAN NEGARA ASAL TAHUN 2022
Hongkong, RRT sebesar Rp8.687,06 miliar
Singapura sebesar Rp1.857,38 miliar
R. Tiongkok sebesar Rp1.559,29 miliar
Kanada sebesar Rp299,58 miliar
Malaysia sebesar Rp101,64 miliar
British Virgin Islands sebesar Rp36,66 miliar
India sebesar Rp29,98 miliar
Jepang sebesar Rp12,61 miliar
Belanda sebesar Rp10,23 miliar
Amerika Serikat sebesar Rp3,42 miliar
REALISASI INVESTASI BERDASARKAN SEKTOR TAHUN 2022
*Realisasi Investasi Berdasarkan Sektor pada 2022
Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya sebesar Rp11.817,08 milia4
Pertambangan sebesar Rp2.441,74 miliar
Industri Makanan sebesar Rp2.307,14 miliar
Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi sebesar Rp1.712,86 miliar
Perumahan, Kawasan Industri, dan Perkantoran sebesar Rp996,73 miliar
Tanaman Pangan, Perkebunan, dan Peternakan sebesar Rp345,63 miliar
Industri Mineral Non Logam sebesar Rp183,50 miliar