HALUANRAKYAT.com, KENDARI -- Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) memiliki potensi perikanan dan kelautan yang luar biasa. Potensi di dua sektor ini diyakini bisa menjadi penopang utama ekonomi Indonesia dimasa mendatang.
Berdasarkan data yang ada di Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sultra yang dilansir dari kkp.go.id/djpt/ppskendari, pada 2017 lalu, potensi ikan di Sultra mencapai 15 juta ton lebih per tahun.
Dari jumlah tersebut, yang diekspor tahun 2017 mencapai 1.822 ton atau senilai Rp85 miliar. Sedangkan ekspor dalam bentuk hidup, kurang lebih 89 ton atau senilai Rp20,5 miliar. Dari data tersebut, ekspor terbanyak yaitu komoditas kepiting dengan negara tujuan utama Singapura dan Hongkong.
Dari tahun ke tahun, pertumbuhan industri perikanan Sultra menunjukan tren positif atau peningkatan.
Sumberdaya ikan Sultra berada pada Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 713 dan 714, meliputi wilayah perairan laut pengelolaan sumberdaya ikan di laut Flores dan Selat Makassar. Namun daerah penangkapan ikan dapat mencakup Laut Banda, Laut Arafuru, Laut Seram dan Teluk Bone.
Adapun komoditas sejumlah hasil laut diseluruh wilayah perairan Sultra di antaranya udang, ikan tuna, ikan cakalang, ikan tongkol, ikan kakap, ikan tenggiri, ikan kerapu, ikan baronang, ikan hias dan cumi-cumi.
Menariknya, industri perikanan di Sultra saat ini kian bergeliat. Para pelaku usaha mulai tertarik di sektor perikanan. Bahkan, sejumlah komoditas laut sudah menembus pasar nasional hingga internasional (ekspor).
Dilansir dari laman Sultra.bps.go.id, produksi dan nilai produksi tangkap di laut pada 2021 menunjukan trend yang baik.
Ada empat komoditas laut yang memiliki nilai produksi tangkap sangat tinggi. Untuk ikan jenis cakalang volumenya sebesar 25500 ton atau senilai Rp456.955.605.
Kemudian ikan tongkol dengan volume tangkapnya sebesar 17930 ton dengan nilai Rp215.284.191. Lalu ikan tuna dengan volume 12410 ton dengan nilai produksi sebesar Rp322.306.094 serta udang dengan volume 2524 ton atau Rp118.669.272.
PrioritasUtamaPemprovSultra
Pemerintah pusat telah menetapkan Sultra sebagai arah WPP 713 dan 714. WPP 713 di Laut Flores dan WPP 714 di Laut Banda menjadi berkah tersendiri bagi Sultra dari sektor potensi perikanan laut.
Secara geografis Sultra ini diapit Laut Banda dan Flores. Dua tempat ini merupakan lumbung ikan nasional yang telah ditetapkan pemerintah pusat
Dengan potensi tersebut, Pemprov Sultra melalui Dinas Kelautan dan Perikanan menjadikan sektor kelautan sebagai salah satu program prioritas.
Saat ini, WPP 714 sudah memiliki pelabuhan pengelolaan perikanan. Sementara, untuk mendukung pengelolaan di WPP 713, Pemprov Sultra mengusulkan wilayah Mangolo, Kolaka sebagai pelabuhan pengelolaan perikanan.
Komoditas atau hasil laut Sultra telah menembus pasar nasional hingga internasional. Permintaan buyer atau pembeli juga terus bertambah.
Olehnya, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sultra melalui program misi dagang menjadi inisiator dalam mendorong geliat industri perinan di Bumi Anoa.
Kadin Sultra bahkan telah bekerja sama dengan Kadin Jatim pada Juni 2022 lalu terkait dagang dan investasi.
Dari hasil kerja sama itu, Kadin Sultra telah mengirim beberapa hasil pertanian hingga perikanan dan kelautan Sultra ke luar daerah.
Terbaru, pada Kamis 16 Februari 2023 lalu, Kadin Sultra melalui usaha mikro kecil menengah (UMKM) binaannya telah mengirim 51 ton hasil perikanan. 51 ton hasil perikanan itu terdiri dari 34 ton ikan beku dan 17 toh gurita flower.
Puluhan ton hasil perikanan dari koperasi nelayan di Kota Kendari yang menyerap hasil tangkapan nelayan kemudian didistribusikan melalui Kadin Sultra ini dikirim ke Surabaya Provinsi Jatim.
Komisi Tetap (Komtap) Budidaya Bidang Perikanan dan Kelautan Kadin Sultra, Eddy Nurdin mengatakan, Ketua Kadin Sultra, Anton Timbang merupakan inisiator sekaligus fasilitator yang terus mendorong komoditas lokal di Sultra menjajal pasar mancanegara melalui pengusaha yang bernaung di bawah bendera Kadin Sultra.
“Alhamdulillah hari ini kami mengirim hasil laut sultra 2 kountener bertahap itu totalnya sekitar 34 ton tujuan Surabaya dan nantinya akan di kirim ke luar negeri, ini tidak terlepas dari atensi Presiden RI dan di fasilitasi oleh ketua Kadin Sultra Anton timbang,” kata Eddy Nurdin, Kamis 16 Februari 2023.
Menurutnya, ikan hasil laut Sultra senilai Rp1 miliar itu selanjutnya akan di ekspor ke luar negeri. Dalam waktu dekat, pihaknya juga berencana untuk mengekspor sekitar 17 ton gurita ke Yunani.
"Selain ikan, dalam waktu dekat ini kita juga akan Ekspor Gurita ke Yunani sekitar 17 ton. Dan ekspor seperti akan terus berkelanjutan," ujar Eddy Nurdin.
Hal ini mengindikasikan bahwa upaya ekspor Sultra akan terus berlanjut di masa depan. Ikan-ikan yang di ekspor merupakan hasil tangkapan di beberapa wilayah perairan di Sultra.
Diantaranya seperti Kabupaten Bombana, Buton dan Kota Kendari yang merupakan salah satu penyumbang perikanan terbesar di Sultra.
Eddy Nurdin mengatakan, selain sektor pertambangan, industri perikanan dan kelautan juga tak dapat dipungkiri menjadi penyangga perekonomian daerah.
Ekspor ini merupakan kesempatan bagi Sultra untuk menunjukkan potensi perikanan dan kelautan berkontribusi bagi perekonomian negara.
“Memang saat ini sektor perikanan harus di tumbuhkan bukan sektor pertambangan saja karena banyaknya potensi-potensi yang berada di Sulawesi Tenggara,” ujar Eddy Nurdin.
Sementara itu, Kepala Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari, Syahril Abdul Rauf mengatakan, ekspor komoditas perikanan merupakan langkah solutif yang ditempuh Kadin Sultra demi menstimulus perekonomian daerah.
“Harapan saya nantinya ekspor tak lagi dilakukan melalui kota lain seperti Surabaya dan Jakarta namun langsung pelabuhan Kendari,” kata Syahril Abdul Rauf.
Tahun lalu (2021) diketahui sedikitnya 22 ribu ton ikan yang mendarat di Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari.
”Kita terus menarik kapal-kapal untuk terus masuk ke pelabuhan kita dan semakin banyak kapal yang masuk semakin banyak pula produksinya,” ujar Syahril Abdul Rauf.
Syahril Abdul Rauf mengaku sangat bersyukur dengan kehadiran Kadin Sultra sebagai fasilitator ekspor komoditas perikanan ini.
“Ini adalah betuk kerjasama kami dan Alhamdulillah lewat dari fasilitas Kadin sultra kami bisa mendapatkan pembeli atau buyer untuk melakukan ekspor. Sebelumnya kami sendiri mencari buyer dan tidak terarah lewat dari Kadin sultra kami sudah terarah dalam melakukan ekspor hasil perikanan di sultra ini,” Syahril Abdul Rauf menambahkan.
Kendati demikian, Syahril Abdul Rauf berharap pengiriman tersebut tidak hanya dilakukan di kota-kota maupun provinsi (domestik) saja. Seyogyanya, hasil perikanan Sultra juga dapat langsung di ekspor ke berbagai negara.
"Kadin sudah memulainya hari ini, saya harap banyak perusahaan yang masuk dalam binaan Kadin Sultra sehingga dapat melakukan perdagangan di sektor perikanan hingga go internasional (ekspor)," Syahril Abdul Rauf memungkas.