Kota Tua Kendari Dijadikan Kawasan Wisata Terintegrasi, China Town akan Dihidupkan Lagi
HALUANRAKYAT.com, KENDARI - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara bakal menjadikan kawasan kota tua Kendari menjadi kawasan wisata terintegrasi.
Pemprov Sultra akan segera melakukan revitalisasi dan pembangunan Kota Tua yang terletak di Kecamatan Kendari tersebut.
"Saudara sekalian, saya dan Pak Lukman Abunawas, akan menjadikan Sulawesi Tenggara ini sebagai provinsi budaya dan pariwisata.” kata Gubernur Sultra Ali Mazi pada 3 Oktober 2020.
Dalam presentasi selama 60 menit, visi Gubernur Ali Mazi yang hendak mengubah kawasan Kota Tua (Kendari Lama) sanggup membuat hadirin terpukau berkali-kali.
Tentu saja, visi besar Gubernur Ali Mazi terkait penataan kawasan berupa revitalisasi dan pembangunan Kendari Tua, bahkan dikomparasikan dengan prospektus Singapura, negara kecil tanpa SDA yang mampu menjadi negara kaya karena PAD dan kepariwisataan.
"Saya percaya bahwa visi ini akan menjadi misi yang prestisius. Kota Kendari harus maju dan modern sebagai ibukota Sulawesi Tenggara," imbuhnya.
Pemprov berencana akan menghadirkan kembali China Town yang dulu pernah ada, kawasan bersejarah yang terkena dampak proyek sprit Jembatan Teluk Kendari.
"Kami telah mendesain kawasan Kendari Tua menjadi focal point (titik fokus) untuk Kota Kendari. Nantinya, kawasan Kendari Tua yang telah direvitalisasi itu akan terkoneksi dengan Kawasan Pariwisata Terpadu Toronipa; terkoneksi dengan Jembatan Teluk Kendari; terkoneksi dengan kawasan Tugu Persatuan / MTQ Square; terkoneksi dengan pelabuhan Kendari – Wawonii; terkoneksi dengan jalur pelayaran Kendari – Luwuk – Gorontalo – Bitung – Miangas; terkoneksi dengan kawasan pariwisata di Muna, di Baubau, di Wakatobi, di Konsel, di Bombana, dan di Kolaka. Secara umum akan terkoneksi dengan seluruh kawasan pariwisata di 17 kabupaten kota," bebernya.
Gagasan besar tentu butuh dukungan besar dari seluruh stakeholder yang ada. Mengenai Penataan Kawasan Kota Tua, sebelum lanjut ke tahap pembangunan fisik, konsep penataannya baru akan dimasukkan dalam pembahasan APBD 2021.
"Besar harapan kami hadirnya pemerintah pusat secara interventif dalam anggaran penataan ini. Akan kita atur juga skema investasi bagi pihak manapun yang siap berinvestasi kepariwistaan di kawasan-kawasan potensial ini,” tutup Ali Mazi.