Skip to main content
BPS

Sultra Alami Inflasi di Desember 2024, Rokok dan Bahan Pangan Jadi Penyumbang Terbesar

HALUANRAKYAT.com, KENDARI --  Berdasarkan Berita Resmi Statistik (BRS) yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), pada bulan Desember 2024, Sultra mencatatkan inflasi bulanan sebesar 0,29%, lebih rendah dibandingkan inflasi bulanan secara nasional yang tercatat sebesar 0,44%, kamis (02/01/2025).

Dari data statistik yang dikeluarkan, kelompok pengeluaran yang berkontribusi menyumbang inflasi terbesar di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 0,90% dengan andil inflasi 0,30%

Beberapa komoditas yang berkontribusi pada inflasi bulanan di Sultra antara lain ikan selar/ikan tude andil inflasi 0,09%, daging ayam ras andil inflasi 0,04%, bawang merah andil inflasi 0,03%.

Meski demikian, terdapat beberapa komoditas yang memberikan andil deflasi bulanan yaitu angkutan udara andil deflasi -0,04%; ikan cakalang/ikan sisik andil deflasi -0,03%; jeruk nipis deflasi -0,02%

Secara tahunan, inflasi Sultra tercatat sebesar 1,05%, hal ini menempatkan Sultra di bawah rerata inflasi nasional yang tercatat sebesar 1,57%. Dalam peringkat inflasi Year on Year antar provinsi  Sultra menempati posisi ketujuh terendah dari 38 provinsi di Indonesia. Inflasi tertinggi tercatat di Provinsi Papua pegunungan sebesar 5,36%. Dan terendah di Provinsi Gorontalo yang mengalami deflasi -0,10%

Beberapa komoditas yang berkontribusi pada inflasi Year on Year di Sultra antara lain sigaret kretek mesin (SKM) andil 0,32%, emas perhiasan 0,30% bawang merah andil 0,09%, ikan kembung, ikan teri dan minyak goreng dengan andil 0,07%

Sedangkan, komoditas yang berhasil menekan laju inflasi tahunan antara lain angkutan udara dengan andil deflasi - 0,29%; cabai rawit andil deflasi -0,28%; cabai merah andil deflasi -0,08%.

Tingkat inflasi Year on Year di kabupaten/kota di Sultra juga variatif. Inflasi terendah tercatat di Kabupaten Konawe, sebesar 0,22%, sementara inflasi tertinggi tercatat di Kota Baubau  yang mencapai 2,07%. Sedangkan Kota Kendari 0,67% dan Kabupaten Kolaka 1,99%

Secara keseluruhan, perkembangan inflasi di Sultra pada bulan Desember 2024 menunjukkan angka yang masih terkendali, dengan inflasi yoy yang relatif rendah dibandingkan dengan angka nasional. Posisi Sultra yang berada di peringkat ke-7 terendah dari 38 provinsi. Hal ini mencerminkan stabilitas harga yang cukup baik di tingkat regional.

Pj. Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto, memberikan apresiasi terhadap hasil yang dicapai dalam pengendalian inflasi bulan Desember 2024. Ia menekankan pentingnya sinergisitas dan kolaborasi para pihak dalam menjaga kestabilan harga dan ketersediaan barang di daerah.

“Angka inflasi yang terkendali ini merupakan hasil kerja keras dari seluruh pihak yang terlibat, terutama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan stakeholder terkait. Kami akan terus memantau dinamika pasar dengan lebih intensif, serta memperkuat langkah-langkah inovatif agar dapat menjaga stabilitas harga dan ketersediaan komoditas untuk masyarakat,” ujar Andap.

Selain itu, Pj. Gubernur juga menekankan bahwa pengendalian inflasi merupakan bagian dari upaya untuk mendukung perekonomian daerah yang stabil dan berkelanjutan.

"Sinergisitas dan kolaborasi yang terjalin antara Pemerintah Daerah melalui TPID, Pelaku pasar, dan masyarakat sangat penting. Kedepan, kami akan terus memperkuat koordinasi agar harga-harga tetap stabil, dengan memanfaatkan berbagai instrumen kebijakan dan intervensi pasar yang diperlukan,” tutup Andap.

Add new comment

Plain text

  • No HTML tags allowed.
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.