HALUANRAKYAT.com, KONAWE - Belum hilang trauma masyarakat Kecamatan Morosi kericuhan di Pabrik PT Virtue Dragon Nikel Industri (VDNI) Desember 2020 lalu, kini kembali terjadi lagi keributan akibat aksi demo salah satu elemen masyarakat di PT VDNI Senin (5/4/21).
Aksi demo ini berakibat pada lumpuhnya kegiatan masyarakat sekitar kawasan industri, terutama dari segi ekonomi.
Andi, salah satu pedagang kelontong yang berjualan tidak jauh dari PT VDNI terpaksa tidak membuka lapaknya karena takut dengan aksi demonstrasi yang ricuh itu.
Dirinya pun terpaksa tidak dapat mencari nafkah untuk keluarganya akibat insiden tersebut.
"Pas ribut-ribut tadi saya dan beberapa teman harus tutup kios, yah terpaksa tidak jualan dulu. Saya berharap kejadian tersebut tidak terulang kembali," katanya.
Andi juga berharap Pemerintah dan aparat keamanan bisa memberikan kenyamanan kepada masyarakat, karena dengan adanya aksi yang terjadi Senin (5/4/21) itu sangat merugikan masyarakat khususnya para masyarakat pedagang kecil.
"Kalau ada seperti ini kami mau bilang apa lagi, kami pedagang kecil hanya bisa bersabar dan keterbukaan hati Pemerintah dan Kepolisian agar kegiatan ini tak terulang. Karena bila ini terus terjadi kami tidak bisa mencari nafkah lagi karena hidup kami tergantung dari usaha kami ini,' katanya.
Hal serupa disampaikan Murdin, warga Desa Purui, Kecamatan Morosi yang memiliki kios sembako di dekat pabrik PT VDNI. Dirinya meminta kebesaran hati bagi siapapun yang berdemonstrasi agar ketika melakukan aksi agar tidak melakukan tindakan yang dapat mengganggu kenyamanan masyarakat.
"Kalau demo baru ribut terus, kita ini kasihan pedagang mau makan apa. Kami bergantungkan hidup di jualan kami ini, kalau ada keributan akibat demo mau tidak mau pasti kita akan tutup kios. Kalau kita tutup kios otomatis penghasilan kita tidak ada, keluarga kami mau makan apa?," ujar Murdin.
Sementara itu, salah satu pedagang nasi kuning yang berjualan dengan menggunakan sebuah meja terpaksa harus merugi ratusan ribu. Pasalnya di hari biasa nasi kuningnya terjual hingga puluhan bungkus kini hanya laku sekitar Lima bungkus saja, akibat aksi demo yang berujung bentrok tersebut.
"Tidak laku mi nasi kuningku, bagaimana mau laku tidak ada mi yang mau beli karena takut. Saya juga terpaksa bawa pulang semua itu jualanku ke rumah untuk dimakan saja. Kami masyarakat kecil hanya berharap pendapatan dari jualan nasi kuning saja tapi kalau bigini kita hanya bisa bersabar dan meminta perhatian dari polisi supaya jangan mi ada lagi ribut-ribut kasihan," harapnya.