HALUANRAKYAT.com, KENDARI -- Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Tenggara (Sultra), Irjen Pol Dwi Irianto, mengunjungi gudang Bulog Sultra, Selasa (4/3/2025).
Kunjungan itu bertujuan untuk memantau ketersediaan stok pangan di wilayah Sultra.
Kapolda berdialog dengan pihak Bulog terkait langkah-langkah antisipasi jika terjadi lonjakan permintaan atau gangguan distribusi.
Kapolda Sultra secara langsung meninjau gudang penyimpanan Bulog untuk memastikan bahwa stok pangan, terutama beras, dalam kondisi aman dan mencukupi kebutuhan masyarakat.
Dari hasil pengecekan diketahui stok beras di gudang Bulog Sultra mencapai 19.979 ton. Jumlah itu dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama enam bulan ke depan.
“Masyarakat diharapkan tidak perlu khawatir terhadap ketersediaan beras selama bulan Ramadan hingga Idul Fitri,” kata Irjen Pol Dwi Irianto.
Kapolda menegaskan pihaknya akan terus mengawal stabilitas pangan agar masyarakat dapat menjalankan ibadah dengan tenang.
Menurut Dwi Irianto, pihak kepolisian terus memantau dan bekerja sama dengan Bulog serta pemangku kepentingan lainnya agar distribusi berjalan lancar dan tidak ada spekulasi harga.
“Pantauan itu sangat penting untuk memastikan bahwa stok pangan kita aman dan dapat mencukupi kebutuhan masyarakat. Kami juga ingin memastikan bahwa distribusi berjalan lancar tanpa kendala yang berarti,” tutur Kapolda Sultra.
Kapolda menegaskan pihaknya akan menindak para tengkulak dan spekulan bahan pangan yang mencoba bermain harga.
"Kami sudah menyampaikan kepada Bulog, apabila membutuhkan bantuan pengawasan, kami akan lakukan. Program pemerintah ini harus benar-benar kita dukung. Apabila ditemukan ada tengkulak yang membeli gabah di bawah harga yang ditetapkan pemerintah, kita akan proses (hukum), akan kita tindak tegas," timpal Kapolda.
Sementara itu, Kepala Bulog Sultra Sitti Mardati Saing mengatakan, pihaknya telah menyerap dan mengolah gabah petani sebanyak 8.000 ton pada masa panen awal tahun 2025.
Bulog berkomitmen untuk menyerap gabah petani dengan harga pembelian sesuai yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp6.500 per kilogram.
Sitti mengungkapkan, tantangan yang dihadapi Bulog Sultra saat ini adalah naiknya harga beras di pasaran yang mencapai Rp14 ribu per kilogram untuk jenis beras medium.
"Kondisi ini (kenaikan harga beras) membuat pihak penggilingan padi juga melepas stok berasnya ke pasar sehingga menghambat penyerapan gabah dan beras Bulog. Saat ini yang baru panen adalah Bombana dengan puncak panen di April dan Mei," bebernya.
Bulog Sultra memiliki target serapan gabah petani sebesar hingga Mei 2025 sebesar 47.115 ton.
Namun demikian, Bulog Sultra menghadapi permasalahan baru yakni terbatasnya kapasitas gudang yang dimiliki untuk menampung beras serapan dari petani.
Untuk mengatasi hal itu, Bulog Sultra telah melakukan upaya sewa gudang untuk digunakan sebagai tempat penyimpanan stok beras.
"Kalau sampai April kami memang ada kekurangan space, namun secara bertahap kita bekerja sama dengan BUMN lain untuk sewa gudang. Sudah ada (gudang yang disewa) untuk enam ribu ton," pungkas Sitti.