HALUANRAKYAT.com, KOLUT - Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Tenggara melaksanakan program pengembangan klaster bawang merah di Desa Totallang, Kecamatan Lasusua, Kolaka Utara.
Bekerjasama dengan pemerintah Kabupaten Kolaka Utara, pengembangan klaster bawang merah ini dilakukan sejak penandatangan MoU pada 19 Desember 2017 guna mendorong peningkatan produksi bawang merah.
Selain mendorong percepatan peningkatan produksi, peningkatan kapasitas SDM petani terhadap berbagai permasalaha atay kendala yang dihadapi dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi budidaya di sepanjang rantai nilai hulu-hilir melalui pengembangan dan penguatan kelembagaan petani sebagai local champion.
Upaya Bank Indonesia untuk mendorong pengembangan bawang merah juga dilakukan melalui pemberian Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) berupa rumah produksi pupuk dan rumah bibit dengan teknologi ozon.
Menurut Kepala KPw BI Sultra, Bimo Epyanto, hal ini guna mendukung desa mandiri pupuk dan bibit untuk mempercepat ekosistem pengembangan bawang merah di Kabupaten Kolaka Utara, sekaligus sebagai bentuk wujud nyata dedikasi Bank Indonesia untuk negeri.
"Pada program pengembangan bawang merah tersebut, terdapat peningkatan produksi atau panen total bawang merah pada lahan demplot mencapai sebesar 14,7 ton per hektare. Ini meningkat sebesar 110% dari sebelumnya yang tercatat hanya sebesar 7 ton per hektare," ungkap Bimo, Jumat (4/6/2021).
Di samping itu, pembinaan yang dilakukan BI Sultra ini juga berhasil membuat petani menurunkan biaya produksi hingga 35%, dari sebelumnya Rp62 juta per hektare menjadi Rp40 juta per hektare.
"Kapasitas produksi pupuk organik berbahan baku limbah ternak saat ini sebesar 15 ton per bulan dan telah memperoleh sertifikasi produk pupuk organik dari Balai Besar Pertanian Makassar pada tahun 2019," imbuhnya.
Bimo menjelaskan, kelompok petani bawang merah binaan juga telah memproduksi bibit berkualitas dan bersertifikasi dari Badan Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Provinsi Sultra dengan kapasitas rata-rata 12 ton per siklus tanam atau sekitar 23,07% dari kebutuhan benih per siklus tanam.
"Disamping itu, uji coba penggunaan gudang benih berteknologi ozon saat ini sudah dapat mempertahankan kualitas bibit hingga 4 bulan dan diperkirakan bisa di atas 6 bulan," pungkasnya.