HALUANRAKYAT.com, KONAWE -- Beredarnya informasi dan seruan aksi unjuk rasa di PT Virtue Dragon Nickel Industri Park (VDNIP) membuat para pedagang di Desa Puurui, Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe mulai resah.
Pasalnya rutinitas mereka mencari nafkah setiap harinya terpaksa harus berhenti, karena trauma dengan aksi demo organisasi masyarakat (Ormas) yang sering kali berakhir anarkis.
Salah satu pedagang yang resah adalah pemilik Rumah Makan Wong Cilik di Desa Puurui, Kecamatan Morosi, Indra yang terpaksa tidak menjajakan makannya karena adanya informasi seruan aksi demontrasi ormas. Dirinya harus memutar otak karena sehari saja tidak menjual dirinya merasa sangat rugi.
“Kalau demo pasti kami tutup, karena kita trauma kalau ada demo selalu terjadi anarkis. Kami hanya pedagang yang tidak tahu apa-apa menjadi korban,” katanya, Selasa (17/1/23).
Lanjut wanita yang telah berjualan selama tujuh tahun itu bila tak menjual sehari saja, dirinya akan rugi karena bahan makanan seperti sayur dan bahan yang tak bertahan lama terpaksa harus dibuang karena tak bisa digunakan lagi keesokan harinya.
“Kalau memang mau demo jangan anarkis kesihan kami, yang terpaksa rugi karena tidak menjual,” katanya.
Salah satu pedagang sembako, Nisa juga mengaku trauma bila terjadi aksi demontrasi. Adanya informasi bahwa akan terjadi Demonstrasi oleh Salah satu Serikat Buruh, terpaksa harus menutup jualannya.
“Kalau betul demo pasti kita tutup, karena kami takut jangan sampai kacau lagi kaya Demo-demo sebelumnya. Yah kalau kami tutup pastinya kami akan rugi besar, apalagi kami punya angsuran yang setiap harinya harus disisipkan uang dan kalau kami tutup dari mana mi kita mau ambil uang kesihan,” katanya.
“Kalau bisa kesihan jangan mi demo-demo karena kalau sudah banyak orang yang demo pasti ada yang kacau. Dan pasti kami yang terima imbasnya para pedagang,” keluhnya.
Tak hanya pedagang masyarakat sekitar Desa Puurui juga sangat Trauma bila terjadi Demo, seperti yang disampikan Elisran dimana anaknya yang masih duduk di Bangsu Sekolah Dasar (SD) tepatnya pada SDN Puurui diliburkan sekolahnya dengan alasan akan terjadi Demo.
“ Waktu saya jemput anakku sekolah dia bilang anakku kalau besok libur, gurunya liburkan karena akan ada Demo. Dan ini bukti trauma kami masyarakat bila terjadi Demo,” katanya.
Kepala Desa Puurui, Mahadi yang juga ditemui dikediamannya mengatakan masyarakat Desanya sangatlah Trauma bila terjadi Demo diwilayah Perusahaan. Karena Desa Puurui merupakan akses utama menuju PT VDNIP, dan bila terjadi pergerakan masa pasti melewati Desa Puurui.
“Masyarakat kami sangat trauma bila terjadi Demo, khususnya anak-anak karena tindakan anarkis Massa dilakukan dihadapan masyarakat yang tidak tahu apa-apa khususnya anak-anak,” katanya.
Lanjut Kades, dirinya berharap tak ada lagi aksi Demo anarkis yang terjadi diwilayah perusahaan. Dan kalau memang mau terjadi aksi demontrasi tak usah ada pergerakan massa yang besar karena kalau massanya banyak sangat rawan terjadi kekacauan.
“Aksi Demo memang tidak dilarang selagi tidak anarkis, karena kalau anarkis banyak yang dirugikan, hingga orang yang tak tahu apa-apa menjadi korban. Lalukanlah aksi Demo yang dewasa, karena kami yakin yang lalukan aksi itu orang-orang yang memiliki intelektual, dan perusahaan juga harus peka,” tutupnya.
Untuk diketahui Beberapa Serikat Buruh mengumumkan akan melakukan Seruan Aksi Demontrasi di Kecamatan Morosi tepatnya di PT VDNIP Rabu (18/1/23).